news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Bayi Suka Memukul Kepala Sendiri?

20 November 2020 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu mengajak bayi bermain Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu mengajak bayi bermain Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bisa melihat berbagai tingkah lucu bayi dan tahapan perkembangannya berjalan optimal sesuai usianya, tentu membuat orang tua merasa senang. Terlebih, saat si kecil sudah mulai berani mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Tapi, pernahkah Anda melihat pada saat bayi sedang asyik bermain, tiba-tiba ia memukul kepalanya sendiri dengan tangan atau benda di sekitarnya? Atau malah si kecil suka membenturkan kepalanya ke dinding ataupun lantai hingga ia menangis?
Kondisi ini tentu membuat semua orang tua panik. Bahkan tak jarang, mereka pun khawatir hal tersebut terjadi karena si kecil memiliki masalah psikologis. Hmm, tenang dulu, ya, Moms, sebab hal ini sebenarnya adalah sesuatu yang wajar terjadi pada bayi bahkan balita.
Ilustrasi anak balita memukul kepalanya sendiri. Foto: Shutterstock
Dikutip dari Baby Center, sekitar 20 persen bayi dan balita sengaja membenturkan kepala atau memukul kepalanya sendiri. Biasanya hal ini terjadi saat si kecil berusia 6 bulan dan memuncak di usia 18-24 bulan. dr. Ellen Wijaya, SpA, Dokter Spesialis Anak pun mengungkapkan hal serupa.
ADVERTISEMENT
"Hal ini dapat terjadi pada anak usia 6 bulan dan frekuensi kejadiannya akan menurun pada anak di atas usia 2 tahun," ujarnya kepada kumparanMOM.
Tapi, kenapa mereka melakukan hal itu, ya?

Alasan Bayi Suka Memukul Kepalanya Sendiri

Ilustrasi bayi memukul kepalanya sendiri. Foto: Getty Images
Menurut dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta Barat ini, ada beberapa penyebab si kecil sering memukul kepalanya sendiri. Berikut kumparanMOM merangkumnya untuk Anda.

1. Frustasi atau Marah

Ya Moms, bayi bisa saja mengalami frustasi atau marah. Hal ini karena si kecil belum bisa mengutarakan keinginannya melalui kata-kata atau kalimat dan kemampuannya masih terbatas. Sehingga, ia pun mengekspresikan kekesalannya dengan cara memukul kepalanya sendiri.
"Orang tua sebaiknya tanggap dalam menenangkan anak serta mencari tahu penyebab emosi yang muncul, sehingga kejadian tersebut tidak berulang," sarannya.
ADVERTISEMENT

2. Mencari Perhatian

Si kecil yang memukul kepalanya sendiri bisa saja karena ia ingin mendapatkan perhatian lebih dari Anda atau orang di sekitarnya, Moms. Untuk itu, pada saat melihat bayi melakukan aksi tersebut, sebaiknya Anda tidak menunjukkan ekspresi berlebihan yang justru membuat si kecil merasa mendapatkan perhatian lebih. Menurut dr. Ellen, hal tersebut malah bisa membuat anak mengulang tindakan tersebut dan menjadikan memukul kepala sendiri sebagai suatu kebiasaan untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari orang tua.

3. Sakit

Salah satu upaya untuk mengurangi rasa sakitnya, biasanya ia akan memukul kepalanya sendiri. Ya Moms, Anda perlu memerhatikan beberapa penyebab nyeri kepala pada anak, seperti adanya infeksi telinga, gangguan penglihatan, muntah berulang, tumbuh gigi, atau keluhan sistemik lainnya yang memerlukan pemeriksaan dokter lebih lanjut. Namun rupanya, memukul sendiri ternyata dapat membantu si kecil merasa lebih baik.
ADVERTISEMENT

4. Gangguan Perkembangan

bayi menangis Foto: Shutterstock
Meski beberapa hal di atas tak perlu Anda cemaskan secara berlebihan. Tapi, Anda patut curiga bila kondisi ini disertai dengan adanya ketidaktertarikan si kecil dalam berkomunikasi dengan Anda atau orang di sekitarnya, kehilangan kemampuan fisik, bahasa, atau keterampilan lainnya. Karena, kondisi ini mungkin saja tanda awal ia mengalami gangguan perkembangan, seperti autisme.
"Secara garis besar yang perlu diperhatikan adalah ranah perkembangan motorik kasar, motorik halus, bicara atau bahasa, dan personal sosial atau kemandirian. Segera konsultasikan ke dokter spesialis anak bila Anda menemukan gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan atau keterlambatan perkembangan pada si kecil. Deteksi dan intervensi dini akan memberikan hasil yang lebih optimal bagi masa depannya," tutupnya.
ADVERTISEMENT