Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9

ADVERTISEMENT
Ada-ada saja kelakuan bayi, mulai dari yang menggemaskan hingga bikin geleng-geleng kepala. Salah satunya saat bayi berperilaku sangat manja hingga ingin selalu menempel pada ibunya. Melihat kelakuannya seperti itu, rasanya antara gemas dan tidak tega saat akan meninggalkannya ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Mengutip The Bump, sifat clingy atau suka menempel ini kerap dialami bayi pada usia 6 bulan dan berlangsung sampai si kecil memasuki usia 20 bulan. Menurut konsultan pengasuhan Cindy Hovington, Ph.D., selama periode perkembangan tersebut, bayi belajar untuk menerima lingkungan dan memastikan ada orang di sekitarnya untuk merawatnya.
Selain karena faktor perkembangan, ada dua penyebab bayi menjadi clingy dan suka menempel dengan ibu atau orang terdekatnya. Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Mom Junction.
Penyebab Bayi Suka Menempel pada Ibu
Cemas dengan Orang Asing
Saat masih kecil, bayi cenderung merasa bahwa ibu merupakan bagian dari dirinya karena ibu selalu ada di sisinya. Kemudian, ketika otaknya berkembang, ia mulai sadar bahwa ibunya merupakan bagian yang terpisah dari dirinya. Itulah sebabnya, bayi makin suka menempel pada ibu karena ia tak mau sang ibu jauh darinya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, kondisi tersebut umumnya terjadi pada usia 6 – 9 bulan. Pada periode itu, bayi mulai mampu membedakan wajah orang tua dan wajah orang asing. Hal itu merupakan bentuk dari perkembangan kognitif.
Selain itu, dengan menempel pada ibu, bayi merasa lebih terlindungi dari orang yang belum ia kenal. Hal itu juga merupakan bentuk dari perkembangan bayi dari aspek lain, yaitu sosial-emosional.
Cemas dengan Perpisahan
Selain dengan orang lain, bayi juga dapat mengalami kecemasan dengan perpisahan. Bayi yang sudah nyaman dengan ibunya akan jadi rewel saat ibu tidak hadir di sisinya. Namun, kondisi ini lebih mudah diatasi jika bayi dihibur oleh orang terdekat lain, misalnya ayah atau saudara kandung.
Kecemasan terhadap perpisahan akan terus terjadi sampai si kecil memasuki usia anak-anak, terutama saat ia belajar membangun hubungan dengan orang lain. Namun, jika kecemasan ini justru mengganggu perkembangan anak, Anda bisa mengonsultasikannya ke dokter atau psikolog, Moms.
ADVERTISEMENT