Kenapa Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Sangat Penting?

10 April 2018 15:19 WIB
clock
Diperbarui 1 Agustus 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Inisiasi Menyusu Dini (Foto: Instagram/@dominiquediyose)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Inisiasi Menyusu Dini (Foto: Instagram/@dominiquediyose)
ADVERTISEMENT
ASI adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi dan proses menyusui dapat membawa sangat banyak manfaat bagi bayi maupun ibu. Salah satu hal yang jadi kunci keberhasilan proses menyusui adalah dilaksanakannya proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesegera mungkin setelah persalinan dengan tata laksana yang benar.
ADVERTISEMENT
IMD merupakan proses di mana bayi yang baru lahir diletakkan di atas perut ibu, sehingga bayi mendapat kesempatan bergerak secara alami dituntun oleh nalurinya sendiri untuk mencari puting susu ibu lalu kemudian menyusu.
Seperti apa prosesnya?
Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), IMD bisa dimulai setelah tali pusat bayi dipotong dan diikat. Bayi kemudian ditengkurapkan di atas perut ibu, dengan kepala bayi menghadap ke arah kepala ibunya.
Setelah 12 sampai 44 menit, biasanya bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu, serta lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi. Bila bayi butuh waktu lebih lama, biarkan saja Moms. Mungkin ia sedang sangat menikmati kehangatan tubuh Anda.
ADVERTISEMENT
Amatilah, meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola mammae atau daerah gelap di sekitar puting payudara ibu. Bayi kemudian akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Benturan kepala bayi ini merupakan stimulasi yang rasanya seperti pijatan pada payudara ibu.
Dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangganya, bayi akhirnya berhasil mencapai puting ibu. Ia kemudian akan mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat terjadi selama 27-71 menit.
Bayi baru lahir.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi baru lahir. (Foto: Thinkstock)
Satu hal yang tak kalah pentingnya, bayi tidak perlu diberi pakaian dan justru perlu dibiarkan bersentuhan kulit dengan ibu. Menurut laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), hal yang penting dalam proses IMD adalah terjadinya kontak kulit (skin-to-skin contact) antara bayi dan ibu. Bayi mendapatkan bakteri-bakteri baik dari dada ibu yang bermanfaat bagi pencernaannya yang masih rentan.
ADVERTISEMENT
Selain itu manfaat besar dari kontak kulit ini adalah meningkatkan rasa percaya diri ibu sehingga bisa melancarkan ASI. Kontak kulit juga bisa menciptakan keintiman yang lebih dalam antara bayi dan ibu.
Karenanya, IMD harus dilakukan sekurang-kurangnya 60 menit agar ibu dan bayi bisa mendapatkan kesempatan kontak kulit yang optimal dan melakukan proses menyusu sesegera mungkin pada saat refleks menghisap bayi muncul.
Ilustrasi bayi baru lahir. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. (Foto: Thinkstock)
Tak hanya itu, inisiasi menyusu dini punya banyak manfaat lain bagi ibu dan bayi, seperti:
Meningkatkan kesempatan bayi memperoleh kolostrum
Kolostrum adalah tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat kental dan hanya sebanyak kira-kira satu sendok teh.
ADVERTISEMENT
Mendukung keberhasilan ASI eksklusif
Inisiasi menyusu dini diketahui bisa menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI sendiri bisa dilanjutkan hingga anak berusia dua tahun yang tentunya ditambah dengan makanan pendamping.
Semua ibu dapat melakukan inisiasi menyusu dini. Intinya, IMD dapat diterapkan jika ibu yang menjalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Apabila ibu mengalami perdarahan atau komplikasi saat persalinan, IMD tetap bisa dilakukan meski tidak dilakukan segera setelah bayi lahir.
Proses IMD juga akan berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarnya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga.