Kenapa Mulut Bayi Sering Terbuka?

28 Mei 2021 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi tidur dengan mulut terbuka. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi tidur dengan mulut terbuka. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Betapa lega dan senang rasanya bila melihat bayi dapat tidur dengan nyenyak. Saking pulasnya bayi tidur, mulutnya terbuka. Apalagi bila hal ini terjadi bukan satu dua kali namun jadi seperti 'gaya khas' si kecil. Bikin gemas, ya!
ADVERTISEMENT
Meski begitu ada juga orang tua yang justru merasa khawatir bila mendapati bayi seperti ini. Apakah wajar bila bayi kerap membuka mulutnya? Atau justru merupakan tanda bahaya yang harus diwaspadai orang tua?

Penjelasan tentang Mulut Bayi Sering Terbuka

Ilustrasi bayi tidur dengan mulut terbuka. Foto: Shutter Stock
Mom Junction melansir, sebenarnya bayi sudah secara otomatis akan bernapas melalui hidungnya, Moms. Bayi yang baru lahir hingga usia sekitar 3-4 bulan sendiri misalnya, tidak mahir bernapas lewat mulut. Mereka membutuhkan waktu untuk mengembangkan refleks tersebut.
Dengan fakta tersebut di atas, ada beberapa hal yang umumnya membuat mulut bayi sering terbuka terutama saat tidur. Apa saja?
1. Hidung Bayi Tersumbat
Ilustrasi bayi. Foto: Shutter Stock
Bila bayi tidur dengan mulut terbuka, ada kemungkinan hidung si kecil sedang tersumbat. Mengutip Romper, dinding saluran napas manusia --tak terkecuali bayi, memang menghasilkan cairan lendir.
ADVERTISEMENT
Jika bayi tidur dengan mulut terbuka dan mengeluarkan suara grok-grok, kemungkinan hal ini disebabkan oleh dahak yang tersumbat di saluran napasnya. Kondisi ini biasanya terjadi jika bayi sedang batuk atau flu. Namun, jika dalam kondisi sehat, hal ini bisa disebabkan karena adanya cairan pada saluran napasnya yang menutupi jalan napas bayi.
2. Sleep Apnea
Ilustrasi bayi tidur dengan mulut terbuka. Foto: Shutter Stock
Dilansir Healthline, sleep apnea merupakan gangguan di mana saluran pernapasan bagian atas terhambat karena disebabkan oleh beberapa faktor, seperti amendel yang meradang, kelenjar gondok yang membesar, atau infeksi. Bayi dengan kondisi ini akan menunjukkan gejala lain seperti mendengkur, tidurnya jadi gelisah, pernapasannya tidak teratur, dan bernapas lewat mulut.
3. Deviasi Septum
Deviasi septum (dinding jaringan tipis) membagi hidung menjadi dua saluran yang terpisah. Saat septum ini bergeser ke satu sisi atau berubah bentuk, hal ini membuat bayi sulit bernapas melalui hidung dan lebih memilih menggunakan mulut, terutama pada saat tidur.
ADVERTISEMENT
4. Kebiasaan
Bayi yang pernah mengalami gangguan pernapasan dapat mengembangkan kebiasaan bernapas lewat mulut.
Namun sebenarnya, sebagai orang tua Anda tak perlu khawatir berlebihan jika sesekali bayi tertidur dengan mulut terbuka. Tapi, Anda patut waspada jika si kecil tidur dengan mulut terbuka sepanjang waktu. Karena, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada anak jika Anda tidak segera mengobatinya ke dokter, Moms.
Bens Health melansir, tidur dengan mulut terbuka secara terus menerus bisa menyebabkan rahang atas anak berubah bentuk, berisiko menimbulkan masalah gigi, rentan terhadap respons alergi dan infeksi, dan mengakibatkan postur wajah yang kurang baik.