Kenapa Sih Anak dan Ibu Hamil Perlu Vitamin D?

7 September 2024 14:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi minum vitamin D.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi minum vitamin D. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Vitamin D merupakan merupakan nutrisi penting yang berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Baru ramai semenjak pandemi COVID-19, vitamin D kini telah menjadi 'primadona' banyak orang untuk meningkatkan imunitas tubuh, baik untuk anak-anak hingga orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Tetapi sayangnya, di Indonesia yang merupakan negara tropis dan mendapat sinar matahari sepanjang tahun, banyak masyarakat kita yang rupanya masih kekurangan vitamin D. Padahal, vitamin D berperan dalam membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor dari makanan, yang penting untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang.
Terkhusus bagi ibu hamil dan anak-anak, vitamin D tidak sekadar untuk menjaga kesehatan tubuh, lho! Simak penjelasan dokter di bawah ini!

Alasan Vitamin D Penting Bagi Ibu Hamil Sejak Promil

Vitamin D sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil, baik dalam bentuk makanan, paparan sinar matahari, hingga suplementasi. Tetapi, bila Anda ingin kehamilan yang sehat, maka disarankan mengonsumsi rutin vitamin D sejak program hamil.
Sebab, temuan WHO, seperti dipaparkan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, menyebutkan studi tahun 2020 bahwa rata-rata kadar vitamin D pada ibu hamil di Indonesia hanya sekitar 17,2 persen.
Talkshow 'D-Family Festive: From Zero to Hero' yang digelar PT Kalbe Farma. Foto: Nabila Fatiara/kumparan
"Yang mau program hamil, cek dulu kadar vitamin D-nya. Bahkan, ibu-ibu yang mau promil punya endometriosis saja perlu vitamin D. Diperiksa dulu level vitamin D dalam darah, karena dosis maksimal tergantung seberapa kekurangan vitamin D di tubuh kita," tutur dr. Dara dalam acara 'D-Family Festive: From Zero to Hero' yang digelar Kalbe Farma di Senayan, Jakarta, Sabtu (7/9).
ADVERTISEMENT
Kadar vitamin D idealnya berada di angka 30-100 ng/mL (75-250 nmol/L). Namun, dapat dikatakan kekurangan vitamin D jika kadar vitamin D di bawah 20 ng/mL dan insufisiensi vitamin D jika 20-29 ng/mL. Bila lewat tes darah terdeteksi ibu hamil mengalami defisiensi vitamin D, maka dokter bisa memberikan suplementasi dengan dosis khusus untuk terapi.
"Memang yang terbaik ketika kita melihat kadar vitamin D-nya rendah banget. Kalau hamil minimal diberi 5.000 hingga 10.000 IU, kalau saya rata-rata 5.000 IU," ujar dokter yang praktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi itu.
Memang, untuk ibu hamil, vitamin D bisa didapatkan dari mana saja?
Vitamin D3 khususnya diproduksi tubuh ketika kulit terkena paparan sinar matahari, serta makanan-makanan hewani seperti ikan berlemak (salmon, kembung, sarden) dan kuning telur. Kemudian lewat paparan sinar matahari yang cukup, dan dilengkapi dengan vitamin D lewat suplemen.
ADVERTISEMENT

Vitamin D yang Cukup Dapat Turunkan Risiko Alergi pada Anak

Dokter Spesialis Anak dr. Yoga Yandika Sp.A menjawab pertanyaan wartawan usai Talkshow 'D-Family Festive: From Zero to Hero' yang digelar PT Kalbe Farma di Jakarta, Sabtu (7/9/2024). Foto: Nabila Fatiara/kumparan
Tidak hanya bagi ibu hamil, vitamin D juga berperan penting bagi tumbuh kembang anak, bahkan sejak ia lahir. Masih di acara yang sama, Dokter Spesialis Anak, dr. Yoga Yandika, Sp.A, menjelaskan manfaat D bagi anak-anak.
"Vitamin D fungsinya untuk pertumbuhan tulang dan otot. Bahkan, penelitian baru menunjukkan vitamin D dapat mencegah dan menurunkan risiko alergi, menambah daya tahan tubuh, mencegah infeksi terutama pernapasan," ungkap dr. Yoga.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak khususnya bayi tidak boleh terlalu lama dan sering dijemur di bawah sinar matahari. Memang, bayi memerlukan radiasi ultraviolet B (UVB), namun dalam tingkat rendah agar dapat memproduksi vitamin D. Tetapi, waktu menjemur bayi pun tidak bisa selama seperti orang dewasa.
ADVERTISEMENT
"Kalau vitamin D pada anak bisa didapat dari dua hal: Paparan sinar matahari dan makanan yang dimakan. Yang boleh paling sering dimakan adalah ikan. Tapi, kalau paparan sinar matahari, enggak bisa kita menjemur anak terlalu lama. Enggak mungkin dijemur jam 11.00 sampai 13.00," jelas dr. Yoga.
Sementara bagi bayi yang belum makan makanan padat, vitamin D yang didapat dari ASI ataupun susu formula juga terbilang cukup rendah.
"Kalau dari ASI saja hanya dapat 80-100 IU setiap harinya. Padahal, 0-1 tahun perlu 400 IU. Sementara untuk anak dengan susu formula paling enggak harus minum sebanyak satu liter untuk mendapat 400 IU," ucap dokter yang praktik di  Columbia Asia Hospital BSD itu.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, penting untuk memenuhi nutrisi si kecil, baik makronutrien dan mikronutriennya. Bila keduanya didapat dengan baik, maka lebih banyak nutrisi yang diserap tubuh.
"Kalau vitamin D berkaitan dengan nutrisi yang masuk dan membantu penyerapan makanan. Sehingga, nutrisi yang terserap lebih banyak dan mencegah anak enggak jadi sering sakit. Karena, saat anak enggak sakit, dia bisa bertumbuh dengan baik," tutup dr. Yoga.