Kenapa Tumbuh Kembang Bayi Prematur Perlu Dipantau Khusus?

13 Maret 2022 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bayi Prematur. Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Prematur. Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Membesarkan bayi prematur dengan bayi yang lahir cukup bulan, bisa saja berbeda. Ya Moms, bayi prematur yang lahir sebelum memasuki minggu ke-37 kehamilan lebih rentan mengalami masalah kesehatan, dan hal itu bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Dokter Spesialis Anak yang praktik RSIA Bunda Jakarta, dr. Rini Sekartini SpA(K), karena kondisi bayi prematur berbeda sejak lahir, maka dibutuhkan pemantauan khusus. Gangguan kesehatan yang mungkin dialami pun bisa lebih dari satu jenis.
"Bayi prematur merupakan salah satu bagian dari kelompok bayi risiko tinggi, yaitu kelompok yang memiliki risiko tinggi mengalami masalah atau gangguan tumbuh kembang. Selain masalah medis seperti ROP (cacat mata bawaan) dan gangguan pendengaran, bayi prematur juga berisiko mengalami gangguan menelan, keterlambatan perkembangan, risiko gagal tumbuh maupun masalah medis terkait perawatan selama masa neonatus. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala," jelas Rini kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Bahkan, menurut dr. Rini, tumbuh kembang bayi prematur perlu dipantau khusus hingga usianya menjadi 7 tahun. Kenapa ya?
ADVERTISEMENT

Penjelasan Dokter soal Pentingnya Pemantauan Berkala pada Bayi Prematur

Ilustrasi bayi prematur. Foto: Shutter Stock
Ada beberapa alasan yang membuat bayi prematur perlu dipantau khusus hingga usia 7 tahun.
"Pemantauan berkala diharapkan sampai berusia 7 tahun, untuk menilai tingkat kecerdasan intelektual anak, kecerdasan sosial, emosi anak pada masa sekolah formal (saat bersekolah di SD) sehingga orang tua dapat memberikan fasilitas pendidikan sesuai tingkat kecerdasan anak," kata dr. Rini.
Ya Moms, bayi yang lahir prematur dan sejak lahir tidak rutin dipantau akan berdampak pada penyakit atau gangguan kesehatan yang tidak terdeteksi. Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI ini juga mengingatkan, agar sejak lahir orang tua dengan bayi prematur sudah harus memberikan perawatan dan perhatian khusus untuk meminimalisir risiko-risiko kejadian yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
"Bila tidak dipantau secara berkala, akan terlambat diketahui adanya masalah pertumbuhan, perkembangan maupun masalah perilaku anak, dan akan berdampak terhadap intervensi yang akan dilakukan untuk anak, perlu waktu dan biaya lebih besar," tutur dr. Rini.
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock
Namun jangan panik, Moms. Segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui rencana tumbuh kejar, yakni menambah berat dan tinggi badan serta lingkar kepala. Sebab, dalam masa pertumbuhan awalnya, bayi prematur memiliki bobot lebih ringan dari bayi yang lahir cukup bulan. Hal ini diperlukan untuk menghindari bayi dari risiko penyakit seperti hipertensi dan diabetes melitus.
Jadi tetap semangat membesarkan bayi prematur dan tetap memberikan semua kebutuhan dasarnya. Ibu juga perlu memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberiannya hingga usia dua tahun atau lebih, tentunya dengan disertai pemberian MPASI bergizi. Jangan lupa, berikan kasih sayang dan perhatikan setiap tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
"Tetap memberikan kebutuhan dasar anak secara adekuat, asuh, asih dan asah. Melakukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala, terutama pada usia koreksi 9 bulan, 18 bulan, 24 bulan atau 2 tahun dan usia 30 bulan. Penuhi kebutuhan anak sesuai usianya," tutup dia.