Kisah Anak dengan Autisme yang Jadi Mahasiswa Oxford di Usia 6 Tahun

8 Maret 2019 17:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joshua Beckford, bocah dengan autisme yang masuk Oxford University saat usianya masih 6 tahun. Foto: TEDxTalks via YouTube
zoom-in-whitePerbesar
Joshua Beckford, bocah dengan autisme yang masuk Oxford University saat usianya masih 6 tahun. Foto: TEDxTalks via YouTube
ADVERTISEMENT
Anak dengan autisme bukan berarti tidak dapat berprestasi! Joshua Beckford buktinya. Meski memiliki autisme, Joshua berhasil masuk Oxford University, Inggris, yang dikenal sangat bergengsi. Bukan cuma itu, Joshua diterima di Oxford, saat usianya masih 6 tahun.
ADVERTISEMENT
Seperti banyak anak dengan autisme, Joshua tidak suka suara berisik dan selalu berjalan dengan ujung jarinya serta selalu menggunakan peralatan makan yang sama. Mengutip laman American Autism Association, Joshua memang dikabarkan mengalami high-functioning autism sejak masih kecil. Tapi kondisi ini tidak membuat orang tuanya berkecil hati dan justru terus mendukungnya.
Ilustrasi laptop Foto: yangcanggih.com
Knox Daniel, ayahnya, mengaku menemukan kemampuan belajar Joshua yang unik ketika berusia 10 bulan. Tepatnya, saat Joshua tengah duduk di pangkuannya dan memainkan komputer.
"Saya mulai memberi tahu Joshua huruf-huruf di keyboard itu dan saya menyadari bahwa dia mengingat dan dapat mengerti. Jadi, jika saya mengatakan kepadanya untuk menunjukkan sebuah huruf, dia bisa melakukannya. Kemudian kami beralih ke warna,” ujar Daniel dalam sebuah video wawancara London Live.
ADVERTISEMENT
Ketika menginjak usia 3 tahun, Joshua sudah bisa membaca dengan lancar dan selain bahasa Inggris yang merupakan bahasa ibunya juga menguasai bahasa Jepang!
Oxford Foto: Thinstock
Ayah Joshua kemudian mengetahui adanya program di Oxford University yang ditujukan bagi anak-anak berusia delapan dan tiga belas tahun. Kala itu usia Joshua baru 6 tahun, tapi dia berharap Joshua bisa diterima.
Benar saja, Joshua diterima dan ini membuatnya jadi siswa termuda yang pernah diterima di sana. Di universitas tersebut, Joshua mempelajari filsafat dan sejarah, serta lulus dengan sangat baik.
Selama masa studinya, Joshua juga punya minat yang kuat terhadap topik-topik Mesir. Perhatiannya itu ia tuangkan dengan menulis buku anak-anak tentang Mesir.
Kini Joshua telah berusia 13 tahun dan menyandang gelar sarjana. Ia diketahui unggul dalam bidang sains, matematika, sejarah, dan bahasa asing, termasuk Jepang, China, Prancis, dan Jerman.
ADVERTISEMENT
Ibarat bintang yang terus bersinar, Joshua pun menjadi wajah kampanye Black and Minority (BME). Dia membantu menyebarkan misi kampanye dengan menyoroti hambatan yang dihadapi orang kulit hitam, ketika mencoba mendapat akses dukungan dan layanan autisme.
Joshua juga melakukan penggalangan dana untuk tiga badan amal autisme, dua di Afrika dan satu di Inggris. Ia lantang melakukan kampanye dalam menyelamatkan lingkungan, karenanya ia melahirkan sebuah puisi dengan judul “Saving Mother Earth” di Konferensi International TEDx di Wina.
Atas berbagai prestasinya, kecerdasan luar biasa yang dimilikinya ini telah diakui secara internasional. Bahkan ia masuk ke dalam daftar orang terpintar di dunia.
Ilustrasi dokter bedah melakukan operasi Foto: Pixabay
Kini, bocah asal Tottenham itu sedang mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter spesialis bedah saraf, tentu tetap dengan kepeduliannya yang sangat tinggi akan bumi dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Aku ingin menyelamatkan bumi. Aku Ingin mengubah dunia dan mengubah ide orang untuk melakukan hal yang benar tentang bumi,” ujar Joshua ihwal rencana di masa depannya. Luar biasa, kan?
Semoga saja, kisah Joshua dapat menjadi inspirasi banyak orang tua maupun anak-anak dengan autisme, ya. Percayalah Moms, tidak ada yang tidak mungkin dan semua anak bisa bersinar dengan potensinya masing-masing!