Kisah Nabi Muhammad untuk Anak yang Penuh Kebaikan

13 September 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Membacakan Kisah Nabi Muhammad untuk Anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Membacakan Kisah Nabi Muhammad untuk Anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang Maulid Nabi yang jatuh pada 16 September mendatang, ada baiknya orang tua mulai membacakan kisah Nabi Muhammad SAW untuk anak. Tujuannya agar mereka mengenali Rasulullah yang menjadi suri teladan seluruh umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Orang tua bisa mengenalkan beliau sebagai pribadi yang senantiasa jujur kepada si kecil, agar mereka turut mempraktikkan kebiasaan tersebut.
Sampaikan pula bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai seluruh umatnya, termasuk anak-anak, sehingga si kecil merasa dekat secara emosional dengan beliau. Lewat kisah kehidupan Nabi Muhammad, anak juga jadi bisa memahami konsep keimanan dalam Islam sedini mungkin.

Kisah Nabi Muhammad untuk Anak

Ilustrasi Membacakan Kisah Nabi Muhammad untuk Anak. Foto: Shutter Stock
Jadikan hari Maulid Nabi sebagai momen untuk menumbuhkan kecintaan anak pada Rasulullah SAW, Moms. Caranya bisa dengan membacakan kisah hidup Nabi Muhammad yang dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas V susunan Feisal Ghozaly dan Achmad Buchori Ismail berikut ini.
ADVERTISEMENT

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir di kota Makkah al-Mukarramah pada Senin, 12 Rabiul Awwal bertepatan dengan tahun gajah, atau 20 April 571 Masehi. Beliau lahir dalam keadaan yatim atau tanpa ayah.
Abdullah, ayahnya, telah lebih dahulu wafat saat Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Ketika itu, usia kandungannya kira-kira masih 2 bulan.
Abdullah tidak meninggalkan harta benda yang banyak untuk diwarisi putranya. Ia hanya meninggalkan beberapa ekor unta saja.
Ibu Muhammad bernama Aminah binti Wahab dari kalangan suku Quraisy yang terpandang mulia di masa itu. Saat Muhammad masih bayi, ia diasuh oleh Halimah. Setelah usianya kurang lebih 2 tahun, Halimah menyerahkan kembali Muhammad kepada Aminah.
Sayangnya, saat Muhammad menginjak usia 6 tahun, ia harus kehilangan ibunya. Sejak saat itu, Muhammad menjadi yatim piatu atau tidak memiliki ayah dan ibu.
ADVERTISEMENT

Masa Kanak-kanak hingga Dewasa Nabi Muhammad SAW

Pada masa kanak-kanak, Muhammad kecil selalu diajak pamannya, Abu Thalib, menggembalakan kambing. Ia senang dengan pekerjaannya dan sayang pada hewan. Karena itu, paman Muhammad sering menyebutnya si cerdas yang lincah dan baik.
Pada usia muda, Muhammad terkenal tabah, sabar, bertanggung jawab, pekerja keras, dan sangat jujur. Orang-orang pun akhirnya memberikan julukan “al-Amin” yang artinya terpercaya kepada Muhammad.
Pekerjaan yang digeluti Muhammad saat muda adalah berdagang ke negeri Syam. Ia membawa berbagai jenis dagangan milik saudagar kaya bernama Khadijah. Karena kejujuran Muhammad, Khadijah pun jatuh cinta padanya dan mereka berdua akhirnya menikah.

Muhammad Diangkat Menjadi Nabi dan Rasul

Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad untuk Anak. Foto: Shutterstock
Muhammad mempunyai kebiasaan berkhalwat, yaitu mengasingkan diri dari keramaian manusia, lalu merenung mendekatkan diri kepada Tuhan. Tempat yang digunakannya adalah di Gua Hira, kurang lebih 5 km dari arah timur kota Makkah.
ADVERTISEMENT
Beliau ke Gua Hira setiap bulan Ramadan tiba. Pada hari ke-17 di bulan Ramadan saat itu, Muhammad SAW mengalami peristiwa yang sangat menakjubkan. Beliau menceritakan peristiwa itu:
“Di saat aku sedang tidur, datanglah malaikat Jibril menghampiriku seraya berkata: ‘Bacalah!”. ‘Aku tidak dapat membaca’, jawabku. ‘Malaikat lalu memelukku hingga aku merasa bahwa kematian sedang menghampiriku.
Ia melepaskan diriku lalu berkata lagi, ‘Bacalah! ‘Aku tidak dapat membaca’, jawabku. Ia kembali memelukku lagi hingga aku merasa kematianku tiba. Kemudian ia melepaskan diriku sambil berkata:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
ADVERTISEMENT
‘Aku lalu mengucapkan kata-kata yang dituntunkan Malaikat Jibril itu, hafal seolah-olah tertulis dalam hatiku’.
Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul pada usia 40 tahun. Beliau berdakwah mengajak umat manusia menyembah Allah SWT dan meninggalkan kemusyrikan, yaitu penyembahan terhadap berhala.

Kisah Dakwah Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi Membacakan Kisah Nabi Muhammad untuk Anak. Foto: Shutter Stock
Dalam menyiarkan agama Allah SWT, Nabi Muhammad tidak pernah takut sekali pun berhadapan dengan berbagai rintangan. Dakwahnya sering dihadang bahkan diancam akan dibunuh.
Abu Jahal adalah salah satu orang yang paling membencinya. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW sedang beribadah, lantas Abu Jahal dan komplotannya sengaja datang dan mengotorinya dengan najis.
Namun Nabi Muhammad SAW hanya berdoa kepada Allah Swt: “Ya Tuhan kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy”. Doa ini dibaca berulang-ulang.
ADVERTISEMENT

Nabi Muhammad SAW Mencintai Anak Yatim

Selain terkenal jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad SAW juga peduli dan mencintai anak yatim. Rasulullah pernah bersabda:
“Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)
Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena itu, beliau sering disebut dengan khatamul anbiyā', artinya penutup atau penghabisan para nabi dan rasul.