Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Kisah Wanita di Inggris Hamil-Melahirkan Usai Terima Donor Rahim dari Saudaranya
9 April 2025 14:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Grace lahir dengan kondisi langka, yakni tidak memiliki rahim atau yang disebut sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH), yaitu kondisi rahim yang hilang atau kurang berkembang, tetapi ovariumnya berfungsi. Pada tahun 2018, ia sempat berharap ibunya dapat mendonorkan rahimnya agar ia dapat memiliki anak, tetapi rupanya rahim mereka tidak cocok.
Kemudian, pada tahun 2023, Grace menerima rahim dari saudara perempuannya, yang saat itu merupakan satu-satunya operasi transplantasi rahim yang berhasil di Inggris.
BBC melansir, dua tahun setelah operasi transplantasi itu, Grace melahirkan anak pertamanya pada Februari 2025. Ia dan suaminya, Angus (37), kemudian memberi nama putrinya Amy, yang diambil dari nama saudara perempuan Grace yang telah mendonorkan rahimnya.
Saat pertama kali menggendong bayi Amy, yang saat lahir berat badannya sekitar 2 kg, Grace mengungkapkan perasaannya begitu luar biasa.
ADVERTISEMENT
"Ini sangat luar biasa, karena kami tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya jika dia [bayinya] di sini. Itu benar-benar luar biasa," ujar Grace.
Setelah berhasil hamil dan melahirkan, Grace dan Angus berharap bisa memiliki anak kedua.
Tim bedah yang menangani operasi Grace telah melakukan tiga kali transplantasi rahim, termasuk menggunakan donor yang telah meninggal.
Kisah Awal Saudaranya Mendonorkan Rahim untuk Grace
Pada tahun 2019, salah satu dari saudara perempuan Grace, Amy Purdie, dilakukan observasi untuk mengetahui apakah ia dapat menyumbangkan rahimnya kepada Grace. Amy sudah memiliki dua anak dan memang tidak berencana untuk punya anak lagi.
Sebelum operasi, kedua saudari itu menjalani konseling. Grace dan Angus juga menjalani perawatan kesuburan dan masih menyimpan beberapa embrio. Grace mengatakan, ia diberi pilihan untuk menjadi ibu pengganti atau adopsi, tetapi mengandung bayinya sendiri terasa sangat penting.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu punya naluri keibuan, tetapi selama bertahun-tahun saya telah menekannya karena terlalu menyakitkan untuk melakukannya," ungkap Grace.
Operasi transplantasi keduanya dijadwalkan berlangsung pada akhir 2019. Namun, operasi pertama mengalami kegagalan. Belum lagi ada pandemi COVID-19 yang menghambat prosesnya.
Sampai akhirnya pada Februari 2023, operasi transplantasi pun kembali dilakukan, dengan melibatkan lebih dari 30 dokter dan membutuhkan waktu sekitar 17 jam untuk mengeluarkan rahim Amy, lalu dipindahkan ke tubuh Grace.
Amy menuturkan dia tidak merasakan kehilangan seperti yang dialami beberapa wanita setelah histerektomi, karena manfaatnya langsung dirasakan saudara perempuannya. Grace mengalami menstruasi pertamanya dalam waktu dua minggu setelah transplantasi dan hamil pada percobaan pertama IVF.
Grace pun melahirkan di Queen Charlotte's Hospital di London Barat lewat operasi caesar pada 27 Februari 2025. Momen melahirkan Grace turut dirasakan kegembiraannya oleh seluruh tim dokter.
ADVERTISEMENT
"Saya jarang sampai kehabisan kata-kata. Tetapi, ketika bayi itu lahir, saya bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Ada banyak air mata di ruang operasi hari itu. Keseluruhan hari ini sungguh menakjubkan dan sangat mengharukan," ujar dokter bedah ginekologi di Imperial College Healthcare, Prof. Richard Smith, yang memimpin tim pengambilan organ rahim Grace.
Prof. Smith sendiri mengepalai badan amal bernama Womb Transplant UK, yang membayar biaya NHS Inggris untuk melakukan operasi transplantasi Grace. Semua staf medis juga menyumbangkan waktu mereka secara cuma-cuma.
Menurut Prof. Smith, sekitar 10 wanita di Inggris menyimpan embrio atau menjalani perawatan kesuburan, sebagai persyaratan untuk dipertimbangkan menjalani transplantasi rahim. Setiap transplantasi menghabiskan biaya sekitar £30.000 (sekitar Rp 1,5 miliar), dan lembaga amal tersebut memiliki cukup dana untuk melakukan dua transplantasi lagi.
ADVERTISEMENT
Bila nanti mereka berhasil hamil dan melahirkan anak kedua, rahim yang disumbangkan kepada Grace akan diangkat kembali. Sebab, selama proses transplantasi rahim hingga saat ini, Grace masih mengonsumsi imunosupresan untuk memastikan tubuhnya tidak menolak rahim saudara perempuannya.
Sebab, mengonsumsi obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker, terutama jika dikonsumsi selama bertahun-tahun.
Kini, Grace dan Angus tengah berbahagia dengan kehadiran bayi perempuannya yang bernama Amy Isabel. Nama Amy yang diambil dari saudara perempuan Grace karena telah mendonorkan rahimnya, dan Isabel diambil dari ahli bedah yang membantu transplantasi rahimnya, Isabel Quiroga.