Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kurang Minum Air Putih saat Hamil Bisa Berdampak Negatif untuk Kesehatan
24 November 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Baby Center, ibu hamil disarankan minum air putih minimal 2 - 3 liter per hari atau setara dengan 8 - 12 gelas. Jika ibu hamil tetap aktif berolahraga, maka disarankan menambahkan satu gelas air putih lagi untuk mengganti cairan yang hilang akibat keringat.
Selain itu, air putih juga dapat membantu perkembangan janin dengan mengantarkan nutrisi yang dibutuhkan. Air putih juga dapat melancarkan sistem pencernaan, menghidrasi tubuh, dan melembabkan kulit ibu hamil. Banyak kan manfaatnya, Moms?
Lalu, bila ibu hamil kekurangan cairan, apa yang akan terjadi, ya?
Dampak Jika Ibu Hamil Kekurangan Cairan
1. Sembelit dan wasir
Mengutip What to Expect, salah satu dampak bila ibu hamil kekurangan cairan adalah mengalami sembelit dan wasir. Ya Moms, sebab, penyebab utama sembelit dan wasir adalah kurangnya cairan dalam tubuh. Sistem pencernaan tubuh akan bergantung pada asupan cairan yang diminum, kemudian akan diserap oleh feses dan mudah dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
2. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih umum terjadi saat masa kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan saluran kemih ibu hamil karena posisi rahim yang berada tepat di atas saluran kemih. Baby Center melansir, air putih juga dapat mengencerkan urin ibu hamil sehingga dapat mengurangi risiko infeksi.
3. Air ketuban berkurang dan kelahiran prematur
Menurut Flesher, seorang bidan atau perawat bersertifikat mengatakan bahwa kekurangan cairan dapat menurunkan produksi air ketuban. Ya Moms, selain untuk melindungi janin di dalam kandungan, air ketuban juga memengaruhi tumbuh kembang janin, seperti membantu perkembangan otot, anggota tubuh, paru - paru, dan sistem pencernaan janin.
“Kekurangan cairan dapat berkontribusi untuk menurunkan kadar cairan ketuban di kemudian hari dalam kehamilan,” jelasnya, seperti mengutip Romper.
ADVERTISEMENT
Salah satu akibat bila air ketuban berkurang adalah kontraksi dini. Sehingga, ibu hamil berisiko mengalami persalinan prematur.
4. Dehidrasi
Dikutip dari Romper, dehidrasi dapat memicu sakit kepala dan migrain pada ibu hamil. Meski belum diketahui hubungan keduanya, tetapi beberapa penelitian menunjukkan kekurangan cairan dapat mempersempit pembuluh darah di kelapa saat mengatur cairan. Hal itu pun juga akan mempersulit sebaran oksigen dan darah sampai ke otak, sehingga menyebabkan sakit kepala.
Beberapa tanda dehidrasi pada ibu hamil, yaitu bibir kering dan pecah-pecah, kulit kering, jarang buang air kecil, urin berwarna kuning pekat atau kegelapan, tidak berkeringat, dan mudah lelah.
Medical News Today melansir, jika dehidrasi semakin parah dan rasa haus kian menghilang, ibu hamil berisiko mengalami tekanan darah rendah, kebingungan, detak jantung meningkat, hingga perubahan pola gerak bayi.
ADVERTISEMENT
5. Produksi ASI berkurang
Mengutip Healthline, kekurangan cairan juga dapat memengaruhi produksi ASI menjelang kelahiran. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan minum air putih yang cukup agar dapat memenuhi asupan ASI si kecil setiap harinya.
6. Kontraksi palsu
Kurangnya asupan cairan saat hamil juga dapat memicu kontraksi palsu. Ya Moms, kontraksi palsu atau dikenal dengan kontraksi Braxton-Hicks adalah pengencangan rahim yang biasanya hanya berlangsung selama satu atau dua menit. Kondisi ini paling sering terjadi pada trimester kedua dan ketiga.
Dengan demikian, penting untuk ibu hamil memerhatikan asupan cairan setiap harinya. Ibu hamil disarankan lebih banyak minum air putih dan menghindari minuman berkafein, bersoda, dan mengandung alkohol. Semoga informasinya bermanfaat, Moms!
ADVERTISEMENT