Lebih Baik Mana, Bayi Lahir dengan Berat Badan Kurang atau Besar?

19 Juni 2019 9:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi lahir dengan berat badan berbeda-beda. Tentu saja, kita ingin si kecil lahir dengan berat badan ideal. Namun faktanya karena berbagai kondisi, ada juga bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLB), adapula yang lahir dengan berat badan besar (BBLB).
ADVERTISEMENT
Bukankah setelah lahir, Anda akan diberitahu ukuran berat dan tinggi si kecil, lalu informasi tersebut juga jadi salah satu hal penting yang disampaikan kepada kerabat?
Jadi, manakah yang lebih baik? Sebelum menjawabnya, mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi dikatakan lahir dengan berat badan yang rendah (BBLR), yaitu lahir kurang dari 2500 gram. Sementara dikatakan berlebihan, bila berat lahirnya di atas 4000 gram.
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Unsplash
Perlu kita ketahui Moms, kedua jenis berat badan ini tergolong tidak normal. Ini artinya tidak ada yang lebih baik di antara keduanya. Berat badan lahir yang normal adalah 2500-4000 gram, bagi bayi yang lahir cukup bulan (37-40 minggu).
Pasalnya, berat badannya saat lahir dapat menjadi penentu status kesehatan si kecil, Moms. Pada BBLR, risiko kesehatannya adalah mengalami masalah nutrisi pada tahap awal perkembangannya, tumbuh kembangnya berjalan lamban, serta bisa mengganggu fungsi kognitif atau kecerdasan.
ADVERTISEMENT
Umumnya bayi dengan BBLR akan segera mendapat perawatan khusus di RS, setelah ia dilahirkan. Berbagai faktor penyebabnya yakni saat hamil, calon ibu kekurangan gizi maupun ada masalah pada plasenta yang bisa menghambat asupan nutrisi.
Asupan nutrisi yang cukup, penting buat ibu hamil. Foto: Pixabay
Sementara melahirkan bayi dengan berat besar, dapat menyulitkan ibu saat bersalin. Untuk itu dalam kebanyakan kasus, diperlukan jalur operasi caesar. Tak berhenti di situ, dampak panjangnya, bayi berisiko mengalami cacat lahir, penyakit kuning, serta kesulitan bernapas.
Berbagai faktor risiko Anda melahirkan bayi besar di antaranya karena faktor ukuran tubuh orang tua yang juga besar, kenaikan berat badan saat hamil yang berlebihan, maupun ibu hamil mengalami diabetes gestasional.
Untuk itu, penting memantau berat badan janin dengan rutin memeriksakan kandungan, Moms. Pasalnya lewat pemeriksaan itu, dokter juga akan memberi prediksi dan saran, agar ibu hamil dan janin dapat sama-sama sehat dan bayi memiliki berat badan lahir yang tergolong ideal.
ADVERTISEMENT