Lebih Baik Mana, Bayi Tidur Sekamar atau Terpisah dengan Orang Tua?

4 September 2019 16:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hindari penggunaan selimut saat bayi tidur Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Hindari penggunaan selimut saat bayi tidur Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejak si kecil belum lahir, para calon orang tua mungkin sudah membeli baju-baju bayi yang menggemaskan. Tidak hanya baju, kamar beserta segala isinya pun mungkin telah disiapkan.
ADVERTISEMENT
Namun setelah bayi lahir, tak jarang orang tua masih membiarkan bayi tidur bersama. Alasannya beragam. Mulai dari kepraktisan hingga tak tega membiarkan bayi tidur di kamarnya sendiri. Alhasil kamar yang sudah disiapkan, dipakai untuk menyimpan barang atau ketika mengajak bayi bermain saja.
Tapi sebenarnya, lebih baik mana: bayi tidur sekamar atau terpisah dengan orang tua?
Bayi Tidur Nyenyak Foto: Pixabay
"Tidur sekamar dengan bayi bisa menurunkan risiko kematian mendadak pada si kecil (SIDS), dan kami merekomendasikan bagi para orang tua untuk tetap melakukannya selama 6 bulan pertama dan idealnya (dilanjutkan) hingga usianya 1 tahun," kata Dr.Ye Mon, seorang dokter anak seperti dikutip dari laman Cleveland Clinic, AS.
Manfaat lain yang bisa Anda dan si kecil dapat juga antara lain: orang tua akan mendapat tidur yang cukup, memudahkan Anda untuk segera menyusui si kecil saat malam hari, serta dapat sigap terhadap hal-hal yang bisa saja terjadi pada anak.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, benefit itu bisa berkurang kalau yang Anda maksud sekamar adalah seranjang dengan bayi. "Tidur seranjang dengan bayi justru bisa meningkatkan risiko SIDS. Sebaiknya orang tua jangan menganggap remeh hal ini," saran Dr. Ye Mon.
bayi tidur Foto: Shutterstock
Hal ini pun senada dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), terkait keselamatan bayi, Moms. Dengan kata lain, Anda bisa menyediakan boks atau ranjang bayi terpisah yang berada dalam kamar yang sama.
Namun praktik tidur seranjang antara orang tua dan bayi masih lazim dilakukan masyarakat kita, hal ini pun sebenarnya memang masih jadi perdebatan. Laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI/2013) menulis, keuntungan dari bed sharing atau tidur seranjang adalah mencegah bayi kedinginan, meningkatkan lama menyusui, meningkatkan kelekatan/ kontak sensoris antara ibu-bayi yang penting untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, IDAI juga menekankan ada banyak hal pula yang harus diperhatikan yaitu lingkungan yang tidak aman untuk bed sharing, di antaranya: lingkungan bila ada yang merokok, tempat tidur yang sempit/ sofa/ kursi panjang, adanya celah di tempat tidur, bayi bisa terperosok, bayi ditidurkan tengkurap dan ibu pengguna alkohol / obat terlarang.
Ilustrasi bayi tidur bersama ibu Foto: Shutterstock
Sebaiknya bila ibu dan bayi tidur bersama (bed sharing), maka posisi tidur bayi harus terlentang, tempat tidur padat dan rata, bila bayi pakai selimut sebaiknya tipis, dan yakinkan bahwa kepala bayi tidak tertutup selimut. Bayi sebaiknya tidak tidur di atas / di antara guling, tidak meninggalkan bayi sendirian di atas tempat tidur dewasa dan sebaiknya jangan ada celah antara kasur dengan papan tempat tidur / dinding / tempat tidur lain.
ADVERTISEMENT
Demi faktor keamanan, sekalipun lazim, AAP merekomendasikan agar Anda tidak seranjang dengan bayi. Untuk mensiasati misalnya karena bayi juga tidak ingin berjauhan dengan ibunya saat tidur, Anda bisa meletakan keranjang si kecil menempel di samping tempat tidur Anda. Manfaat agar tidak berjauhan dan menciptakan bonding pun masih bisa terwujud.
Dan terakhir, sesuai rekomendasi AAP dan melihat keuntungan yang bisa didapat dari tidur sekamar dengan bayi, maka tunggulah sampai si kecil lebih dari satu tahun dulu untuk mulai membiasakan ia tidur di kamar terpisah.