Lebih Baik Mana, Siapkan Dana Pendidikan Lewat Asuransi atau Tabungan?

24 Juli 2019 19:35 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dana pendidikan anak Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dana pendidikan anak Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Biaya pendidikan anak naik setiap tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata kenaikan biaya pendidikan mencapai 10-15 persen per tahun. Sadar akan pentingnya pendidikan yang berkualitas, sebagian orang tua berniat menyiapkan dana tersebut sejak jauh-jauh hari. Apakah Anda juga begitu, Moms?
ADVERTISEMENT
Anda mungkin bingung menyiapkan dana pendidikan anak dalam bentuk produk keuangan apa. Salah satu yang mungkin sering Anda dengar adalah asuransi pendidikan. Bila memilih ini, Anda diminta rutin membayar premi dalam periode tertentu.
Namun ada pula orang tua yang merasa lebih nyaman menyiapkan dana pendidikan dengan menabung biasa. Dengan begitu mereka bisa menambah tabungan dalam jumlah sesukanya, menyesuaikan kondisi keuangan keluarga bulan itu.
Tapi sebenarnya, lebih baik mana, menyiapkan dana pendidikan dalam bentuk asuransi atau tabungan?
Ilustrasi biaya sekolah anak. Foto: Shutter Stock
Menurut perencana keuangan Annissa Sagita, menyiapkan dana pendidikan untuk anak memang penting. Tak perlu menunggu si kecil masuk sekolah, karena Anda bisa memulai mencicil dana pendidikan bahkan sejak anak lahir, Moms.
Namun ternyata baik asuransi atau pun tabungan, bukan produk keuangan yang tepat. Menyiapkan dana pendidikan anak, menurut Annissa, sebaiknya justru dalam bentuk investasi. Ingat, asuransi bertujuan untuk proteksi bukan untuk investasi.
ADVERTISEMENT
“Konsep asuransi pendidikan sebenarnya kurang tepat. Karena dalam perencanaan keuangan asuransi itu untuk proteksi, sementara untuk mengejar tujuan dana pendidikan itu pakai investasi. Ibaratnya, bila kita ingin mencapai suatu tempat, sepeda motor adalah investasi dan helm yang kita pakai adalah asuransi,” jelas Annissa saat ditemui kumparanMOM pada Sabtu (20/07).
Ya Moms, asuransi sebenarnya adalah produk perlindungan keuangan. Asuransi pendidikan misalnya, bertujuan melindungi pendidikan anak bila ada kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi dalam prosesnya.
Ilustrasi dana pendidikan anak. Foto: Shutter Stock
Kemungkinan buruk yang dimaksud misalnya orang tua meninggal, kecelakaan hingga cacat, dipecat, atau pensiun saat anak masih dalam bangku pendidikan. Asuransi akan memberikan dana bulanan untuk memastikan pendidikan anak berlanjut bila risiko itu terjadi.
Namun Anda tentu tidak berharap kemungkinan buruk itu terjadi, bukan? Oleh karena itu, Anda tetap wajib menyiapkan dana pendidikan lewat investasi seperti deposito, obligasi, reksadana atau saham, meski sudah punya asuransi.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang belum mengerti bahwa pendidikan itu adalah tujuan keuangan. Memang dalam perjalanan ke sana bisa terjadi risiko-risiko, oleh karena itu perlu dilindungi dengan asuransi. Namun bukan berarti asuransi itu menjadi alat untuk mencapai tujuan itu,” tambah Annissa.
Lantas kenapa tabungan biasa tidak dianjurkan untuk dana pendidikan?
Anda perlu tahu, tabungan ternyata hanya disarankan untuk tujuan keuangan jangka pendek, yakni di bawah satu tahun. Sementara dana pendidikan adalah tujuan keuangan jangka panjang. Oleh karena itu dana pendidikan sebaiknya disiapkan dalam bentuk investasi yang menawarkan return atau bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa.
“Kita perlu investasi karena kemampuan menabung kita lebih rendah daripada inflasi. Tabungan enggak akan ngejar, enggak ngejar untuk dana pendidikan atau masa pensiun kita,” papar Annisa.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, sekarang sudah paham kan akan menyiapkan dana pendidikan anak dalam instrumen keuangan apa?