news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Manfaat Bermain Bubbles untuk Anak dengan Autisme

8 Juli 2019 8:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Moms, pernahkah Anda mengajak anak main gelembung sabun atau bubbles? Permainan yang satu ini memang disukai banyak anak di berbagai rentang usia, apalagi bila mainnya ditemani orang tua. Pasti si kecil semakin suka.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak hanya menyenangkan, ternyata bermain bubbles juga bisa memberi banyak manfaat lho, Moms. Bagi anak dengan autisme, bermain bubbles bahkan bermain bubbles dapat membantu memacu anak berkomunikasi. Demikian menurut Lauran Lowry dalam bukunya, More Than Words. Lowry merupakan seorang ahli patologi bahasa dan wicara atau sering disebut terapis wicara.
Mengapa bisa begitu?
anak main bubbles Foto: Unsplash
Menurut Lowry, bermain bubbles bermanfaat dan dapat memacu anak dengan autisme berkomunikasi karena selama bermain anak-anak dapat berpartisipasi secara verbal atau nonverbal. Seperti apa contohnya?
Pertama, bila anak tidak dapat meniup gelembungnya sendiri, mereka memerlukan orang dewasa untuk melakukannya. Ini berarti bubbles mendorong interaksi. Dari sini, anak mungkin akan terdorong untuk minta (orang dewasa meniup) lebih banyak gelembung atau minta bermain bersamanya.
ADVERTISEMENT
Perhatikanlah, anak dapat melakukan hal ini dengan berbagai cara. Misalnya dengan meraih tabung, botol atau tongkat bubbles-nya, menunjuk, menggunakan tanda atau gambar, membuat suara, hingga mengucapkan kata atau kalimat.
Gelembung sabun Foto: Alexas_Fotos/Pixabay
Selama bermain, orang tua juga dapat mendorong anak untuk memberi anak alasan untuk berkomunikasi. Misalnya dengan minta anak berkomentar tentang gelembung-gelembung yang dihasilkan atau pecahkan gelembungnya untuk memancing anak mengatakan sesuatu.
Intinya, coba ciptakan situasi yang membuat anak dengan autisme dapat berinteraksi dengan Anda dan mengirimi Anda pesan. Mudah saja kok, Moms! Berikut, Lowry menjelaskan langkah-langkahnya untuk jadi panduan Anda:
Pertama, dapatkan perhatian anak sebelum mulai bermain. Caranya, dekati anak hingga bertatap muka, sebut namanya, lalu tunjukkan padanya tabung gelembung dan perkenalkan aktivitasnya. Misalnya bilang, “Ayo kita main bubbles. Ditiup seperti ini supaya gelembungnya muncul dan terbang!”
ADVERTISEMENT
Lalu, mulailah meniupkan gelembung. Setelah anak tampak memberi perhatian, pegang tongkat gelembung di dekat mulut Anda tetapi jangan meniup gelembung apa pun. Tunggu sampai dia mengirim pesan pada Anda bahwa ia inginlebih banyak gelembung dengan caranya sendiri.
Bermain gelembung. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sekali lagi, ingat Moms, cara setiap anak dengan autisme mungkin berbeda-beda dan ini tergantung pada tahap perkembangan setiap anak juga. Mungkin saja, anak 'hanya' menatap dan tersenyum, meraih wadah gelembung atau tongkatnya, mendorong tongkat ke mulut Anda atau memberi Anda tongkat, menunjuk-nunjuk, menggunakan tanda, suara, kata, atau kalimat
Setelah anak Anda mengirim pesan, tiup beberapa gelembung lagi. Kemudian berhenti lagi sebelum meniup lebih banyak gelembung. Setiap kali Anda berhenti, tunggu anak Anda mengirimi Anda pesan.
ADVERTISEMENT
Anda juga dapat membantunya belajar membuat komentar sambil bermain gelembung. Mulai saja dengan sesekali mengomentari sendiri gelembung-gelembung itu.
Misalnya bilang, "Wah, gelembungnya pecah di hidung Ibu!" atau, "Yang di sana paling besar ya!" dan sebagainya.
anak bermain bubbles Foto: unsplash
Cara lainnya? Pancing anak berkomentar dengan memberi kalimat yang tidak selesai. Misalnya dengan bilang, "Lihat di sana! Lihat gelembung itu!" sambil menunjuk pada sesuatu yang menarik. Seperti gelembung yang mendarat di tempat yang lucu, atau gelembung yang sangat besar, dll. Berhenti dan tunggu untuk melihat apakah anak Anda menyelesaikan komentar.
Kalau anak tetap diam setelah Anda menunggu, bersabarlah. Beberapa anak dengan autisme memerlukan banyak waktu untuk mengirim pesan. Jadi pastikan Anda menunggu cukup lama.
ADVERTISEMENT
Bila perlu, bantu lagi anak dengan mengucapkan sedikit atau awalan kata yang menurut Anda mungkin ingin diucapkannya. Misalnya ucapkan "ti..." untuk memancing kata "tiup". Atau, ucapkan kalimat pendek yang dapat ditiru oleh anak. Misal, "Tiup lagi, Bu! Ayo tiup lagi!" Coba beberapa kali, dengan kalimat bervariasi. Lihat, siapa tahu si kecil mengikutinya!