Manfaat Gerakan Refleks pada Bayi

7 Agustus 2022 15:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi refleks mengisap pada bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi refleks mengisap pada bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi baru lahir mempunyai gerakan spontan yang disebut refleks sebagai akibat dari stimulus tertentu. Refleks biasanya muncul ketika bayi kaget, menyusu, kulitnya disentuh, hingga pada situasi yang dianggap berbahaya seperti akan terjatuh.
ADVERTISEMENT
Beberapa refleks bayi dimiliki sejak di dalam kandungan seperti, refleks mengisap, moro, rooting, dan refleks menggenggam. Sementara, refleks lainnya seperti babinski, parasut, dan anggar dimiliki setelah bayi lahir pada usia tertentu.
Bila kita berbicara soal refleks, sebenarnya seberapa penting gerakan spontan tersebut untuk si kecil, ya?

Pentingnya Gerakan Refleks untuk Bayi

Ilustrasi refleks babinski pada bayi. Foto: Shutter Stock
Mengutip Mom Junction, refleks yang dimiliki sejak bayi di dalam kandungan atau setelah dia lahir merupakan bagian penting dari perkembangan motorik si kecil. Refleks menandakan aktivitas saraf dan otak bayi berkembang dan berfungsi secara normal, Moms.
Misalnya saja refleks moro dan rooting yang membantu bayi untuk tumbuh dan berkembang. Refleks moro biasanya muncul saat bayi terkejut karena suara atau sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Refleks ini menandakan saraf bayi berkembang dengan baik dan mampu mengirimkan sinyal ke otak, sehingga si kecil bisa memberikan respons kaget pada suatu yang mengejutkan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, refleks rooting yang dimiliki bayi sejak lahir membantu bayi untuk segera menemukan puting saat hendak menyusu. Refleks ini bekerja saat ibu atau ayah membelai pipi bayi dan bila ia memalingkan kepala ke sisi yang dibelai, maka refleks tersebut bekerja dengan normal. Mengutip Medline Plus, refleks rooting ini akan dimiliki si kecil hingga usia 3-4 bulan.
Ya Moms, rata-rata refleks primitif bayi akan hilang dengan sendirinya pada usia tertentu. Semua refleks yang dimiliki si kecil akan membantunya mencapai tonggak perkembangan penting lainnya seperti berguling, menegakkan kepala, duduk, berdiri, berjalan, juga berbagai keterampilan motoriknya seiring bertambahnya usia bayi.
Ilustrasi refleks menggenggam pada bayi. Foto: shutterstock
Bagaimana jika ada refleks yang tidak dimiliki bayi?
Ya Moms, beberapa refleks bayi memang muncul pada usia tertentu seperti refleks parasut pada usia lima bulan. Karena tumbuh kembang setiap bayi berbeda-beda, merupakan hal wajar bila si kecil mungkin mengalami sedikit keterlambatan kemunculan refleks. Gerakan spontan yang dibuat bayi untuk menghindari jatuh ini akan berkembang sepenuhnya antara usia 8-9 bulan. Artinya, jika keterlambatan refleks parasut tidak melewati rentang tersebut perkembangan si kecil normal.
ADVERTISEMENT
Begitu pula jika refleks alami bayi masih bertahan diluar periode normalnya. Penelitian menunjukkan, bayi yang masih memiliki refleks primitif di usia tertentu akan menghambat perkembangan fisik dan sosialnya di masa depan. Kondisi ini juga akan memengaruhi perkembangan psikomotorik anak, karena refleks primitif yang bertahan terlalu lama dapat mengindikasikan adanya masalah pada sistem saraf anak.