Mengenal Asfiksia, Kondisi yang Kerap Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal

18 Juli 2021 11:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal Asfiksia, Kondisi yang Kerap Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mengenal Asfiksia, Kondisi yang Kerap Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa penyebab bayi yang baru lahir meninggal. Misalnya saja karena lahir prematur, pneumonia, sindrom kematian mendadak atau SIDS, infeksi, hingga asfiksia. Ya Moms, asfiksia menjadi salah satu kondisi yang kerap menyebabkan bayi baru lahir meninggal.
ADVERTISEMENT
Menurut data Badan Kesehatan Dunia atau WHO, 23 persen penyebab bayi baru lahir meninggal di dunia adalah asfiksia. Asfiksia ini terjadi ketika bayi tidak menerima oksigen yang cukup saat lahir, yang berpotensi menyebabkan kesulitan bernapas. Itu bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah lahir.
Pasokan oksigen yang tidak mencukupi ke tubuh dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen atau penumpukan asam berlebih dalam darah bayi. Efek ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan segera.
Sebenarnya, dalam kasus ringan atau sedang, bayi dapat pulih sepenuhnya. Namun, pada kasus yang parah, asfiksia saat lahir dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan organ tubuh atau berakibat kematian.

Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Mengenal Asfiksia, Kondisi yang Kerap Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal Foto: Thinkstock
Berbagai faktor dapat menyebabkan asfiksia. Seperti dikutip dari Medical News Today, berikut faktor-faktor yang menjadi penyebab asfiksia pada bayi baru lahir:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kemudian, kondisi apa yang membuat bayi berisiko mengalami asfiksia? Biasanya asfiksia lebih berisiko pada ibu hamil yang berusia antara 20 dan 25 tahun. Lalu, bayi kembar, berat badan lahir rendah, posisi janin yang tidak normal saat melahirkan, preeklamsia atau eklamsia, dan ibu hamil punya riwayat lahir asfiksia pada kelahiran sebelumnya.

Gejala Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Mengenal Asfiksia, Kondisi yang Kerap Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal Foto: Shutterstock
Tanda dan gejala asfiksia pada bayi dapat terjadi sebelum, selama, atau sesaat setelah lahir. Namun biasanya sebelum lahir, bayi mungkin memiliki detak jantung janin yang tidak normal atau tingkat pH darah yang rendah, yang menunjukkan kelebihan asam.
Berikut adalah gejala asfiksia yang biasanya terjadi pada bayi baru lahir:
ADVERTISEMENT
Indikator lainnya adalah skor Apgar yang rendah. Apgar adalah sistem penilaian yang digunakan dokter atau bidan untuk mengukur kesehatan bayi baru lahir. Mereka biasanya akan memberikan bayi peringkat dari 0 hingga 10, tergantung pada kesehatan bayi, yang meliputi warna kulit, detak jantung, bentuk otot, refleks, dan pernafasan.
Skor Apgar yang rendah, biasanya antara 0 dan 3, yang berlangsung lebih dari 5 menit dapat mengindikasikan asfiksia pada bayi baru lahir, Moms.

Pengobatan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Mengenal Asfiksia, Kondisi yang Kerap Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal Foto: Shutterstocks
Jika bayi mengalami asfiksia ringan saat lahir, si kecil akan mendapatkan bantuan pernapasan sampai dapat bernapas dengan cukup baik dengan sendirinya. Sementara, bayi dengan asfiksia yang lebih serius mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif.
ADVERTISEMENT
Perawatan tersebut seperti, bantuan pernapasan dari mesin yang mengirimkan embusan udara kecil dan cepat ke paru-paru bayi. Beberapa bayi mungkin memerlukan oksida nitrat melalui tabung pernapasan atau pompa jantung-paru.
Kemudian seperti dikutip dari website Seattle Children's Hospital, Amerika Serikat, bayi juga bisa dirawat menggunakan pendinginan tubuh atau hipotermia. Lalu beberapa bayi juga diberi obat untuk mengontrol tekanan darah.
Jika diperlukan, ginjal bayi juga diberi dialisis, lalu diberi obat untuk mengobati kejang, dan diberi nutrisi intravena (IV) agar usus bayi pulih.