Mengenal ERACS, Metode Persalinan Caesar yang Dijalani Cherly Juno

14 September 2021 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 April 2022 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cherly Juno Foto: Instagram/@cherly7uno
zoom-in-whitePerbesar
Cherly Juno Foto: Instagram/@cherly7uno
ADVERTISEMENT
Mantan personel Cherrybelle, Cherly Juno baru saja melahirkan anak keduanya pada Kamis, 9 September 2021 lalu. Ia melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Sean Giorgio Panjaitan melalui persalinan caesar.
ADVERTISEMENT
Hal ini diketahui dari salah satu unggahan di laman Instagram Cherly.
Namun tidak seperti kebanyakan ibu lain yang butuh beberapa hari untuk pulih setelah melalui persalinan caesar, Cherly mengaku sudah bisa duduk tiga jam setelah operasi. Bahkan enam jam setelahnya, ia sudah bisa berdiri.
Pada unggahan lainnya, Cherly mengatakan bahwa ia melahirkan melalui operasi caesar dengan metode ERACS. Metode ini membuatnya sudah bisa berjoget dalam dua hari pasca operasi. Ia juga mengaku sudah tidak merasakan sakit lagi.
Lantas, apa sebenarnya metode ERACS?

Metode Persalinan ERACS Seperti yang Dijalani Cherly Juno

Ilustrasi Bayi Lahir melalui Operasi Caesar Foto: Pixabay
Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) merupakan teknik operasi caesar yang dikembangkan untuk mempercepat perawatan dan juga mempercepat pemulihan ibu yang tidak lebih dari 24 jam. Hal ini disampaikan oleh dr. Kondang Usodo, Sp.OG seperti dikutip dari laman resmi Rumah Sakit EMC.
ADVERTISEMENT
Saat ini, metode ERACS sudah mulai dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia termasuk EMC. Metode dilakukan dengan kerja sama yang kuat antara Dokter Operator, Dokter Anestesi, Dokter Anak, Dokter Gizi, Dokter Kandungan pada saat pra operasi, intra operasi maupun pasca operasi.
“Pada metode ERACS, sayatan dilakukan menggunakan pisau dengan ketajaman khusus dan ukuran kecil yang memungkinkan satu kali sayatan dapat mencapai fascia, sehingga kerusakan jaringan bisa minimal,” kata dr. Kondang yang berpraktik di Rumah Sakit EMC Tangerang.
Ilustrasi Operasi Foto: Pixabay
Lebih lanjut dijelaskan, sayatan harus dilakukan seminimal mungkin, pengambilan jaringan juga dilakukan tanpa merusak jaringan yang sehat, serta sedapat mungkin menghindari memotong dan menjahit otot. Kemudian, ketika dokter operator menjahit fascia akan mengutamakan teknik jahitan satu-satu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ibu akan diberikan minuman manis 2 jam sebelum tindakan operasi agar dapat membantu untuk mobilisasi setelah tindakan.
“Dokter akan membebaskan perlengketan antar jaringan sehingga pasien terhindar dari rasa nyeri pasca penyembuhan, mengembalikan posisi jaringan yang disayat secara end to end pada jaringan yang sama serta memilih benang dan teknik jahitan yang tidak mengganggu pergerakan pasca operasi,” tambah dr. Kondang.
Oleh karenanya, metode ERACS memungkinkan ibu sudah dapat duduk setelah dua jam pasca operasi. Ibu juga sudah dapat bergerak seperti berdiri dan berjalan setelah 24 jam pasca operasi, seperti halnya seperti Cherly Juno.