Mengenal Hipotonia pada Bayi, Kelainan yang Membuat Otot Lemas

12 September 2022 10:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bbayi hipotonia. Foto: Love_Sequence/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bbayi hipotonia. Foto: Love_Sequence/shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua tentu ingin bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan normal. Namun tak dimungkiri ada beberapa gangguan yang dapat terjadi pada bayi baru lahir, salah satunya hipotonia atau sindrom floppy baby.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, hipotonia merupakan kelainan otot akibat kurangnya tonus otot pada bayi. Tonus otot adalah kontraksi atau ketegangan yang dibuat oleh otot itu sendiri. Dikutip dari Mom Junction, sebagian besar kasus hipotonia terjadi karena gangguan saraf yang mengkontrol gerakan ini. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir, atau beberapa bulan setelah lahir.
Bayi yang mengalami hipotonia memiliki tonus otot yang buruk, sehingga sulit menggerakan anggota tubuhnya dan terlihat sangat lemas. Maka dari itu, beberapa dari bayi hipotonia mungkin mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Lalu, apa penyebabnya?

Penyebab Hipotonia pada Bayi

ilustrasi bayi menggenggam tangan orang dewasa. Foto: Shutterstock
Penyebab paling umum dari hipotonia adalah kelainan pada kontrol saraf tonus otot. Selain itu, beberapa gangguan saraf yang mempengaruhi kinerja otak dan sistem saraf pusat juga dapat menyebabkan hipotonia, yaitu:
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, beberapa kelainan bawaan, seperti down syndrome, penyakit Tay-Sachs, sindrom Prader-Willi, gangguan autisme, hingga kelahiran prematur juga berperan langsung pada kondisi ini.

Gejala Hipotonia pada Bayi

Tanda atau gejala hipotonia pada bayi yang perlu diwaspadai mencakup:
Ilustrasi bayi sakit. Foto: Simplylove/Shutterstock
Nah Moms, biasanya kelainan otot ini tidak dapat disembuhkan jika penyebab yang mendasarinya tidak dapat diatasi. Namun bila disebabkan oleh kelahiran prematur misalnya, mungkin dokter bisa melakukan beberapa perawatan dan pelatihan untuk mengoptimalkan perkembangan si kecil.
ADVERTISEMENT
Dokter anak atau ahli saraf anak biasanya akan merancang program pelatihan keterampilan sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi. Beberapa perawatan yang bisa dilakukan adalah: