Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenal Kondisi 'Kematian Janin Dalam Rahim' pada Wulan, Istri Opick
19 Maret 2018 16:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Istri kedua Opick, Wulan Maya Sari , meninggal dunia pada Minggu (18/3) malam. Berdasarkan pernyataan Opick, kematian istrinya ini terkait dengan kondisi Wulan kehilangan buah hatinya.
ADVERTISEMENT
"Dia (Wulan) telah berjuang dengan kematian. Anak pertama (keguguran), kemudian tahun berikutnya meninggal lagi. Yang kedua meninggal juga, 8 bulan. Perempuan (anak pertama) dan laki-laki (anak kedua). Inilah Wulan Maya Sari saya jadi saksinya dia adalah ahli surga," ujar Opick, Senin (19/3).
Meski umumnya orang awam menyebut apa yang dialami Wulan ini sebagai keguguran, tidak demikian menurut dokter spesialis kandungan, dr. Ardijansyah Dara SpOG. Dalam dunia medis bila bayi meninggal di dalam rahim pada usia kehamilan di atas 20 minggu maka disebut sebagai KJDR atau Kematian Janin Dalam Rahim, bukan keguguran.
KJDR berbeda dengan keguguran yang terjadi pada usia kehamilan di bawah 20 minggu. Penyebab KJDR beragam, ada yang bisa terdeteksi ada pula yang tidak.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang tidak diketahui ini yang susah. Kadang orang suka mengkambinghitamkan penyakit jantung bawaan. Tiba-tiba dia sakit jantung, ya kayak orang dewasa saja. Jadi sakit jantung langsung meninggal. Janin juga bisa begitu," ujar dr. Ardiansjah Dara, SpOG kepada kumparanMOM (kumparan.com), Senin (19/3).
Penyebab lainnya yang mungkin terjadi adalah adanya penyumbatan aliran darah dari ibu ke janin, sehingga membuat janin sulit bernapas di dalam kandungan.
"Umpamanya ada yg tersumbat pada arteri atau ada pembuluh darah yang masuk ke janin biasanya pada arteri uterina. Bayi ini kan bernapas dan makan dari darah, jadi kalau aliran darahnya tersumbat, ya dia sama kayak kita lah enggak makan enggak bernapas ya lama-lama meninggal kan? Janin pun begitu," tambah dr. Ardiansjah Dara.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, KJDR juga bisa terjadi karena plasenta terlepas dari rahim.
"Bisa juga penyebab lain, ada kondisi di mana plasenta itu terlepas dari dalam rahim, karena pasiennya itu hipertensi, jatuh, sehingga plasenta lepas, pendarahan, akhirnya bayinya juga bisa meninggal," kata dr. Ardiansjah Dara.
Penyebab KJDR yang dialami oleh masing-masing ibu hamil berbeda. Untuk mencegahnya, ibu hamil disarankan memeriksakan kandungan secara rutin dan memperhatikan tanda-tanda keguguran . Bila mencurigai ada tanda-tanda keguguran atau kondisi tidak lazim pada kehamilan Anda, jangan tunda lagi, segera periksakan diri.