Mengenal Konsep Sekolah Montessori untuk Anak

31 Oktober 2019 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan, tren sekolah Montessori mulai banyak dikenal masyarakat. Ya, sekolah yang dicetuskan oleh Dr. Maria Montessori ini memang sedang naik daun di berbagai kota-kota besar di Indonesia karena metode pendidikannya yang tidak biasa, Moms.
ADVERTISEMENT
Pada laman What to Expect dijelaskan bahwa Montessori merupakan sebuah metode pendidikan untuk mengembangkan potensi anak secara emosional, kognitif, fisik dan sosial melalui interaksi daripada instruksi langsung. Metode ini juga mendorong agar anak-anak bisa membuat pilihan kegiatan yang sesuai dalam memandu prosesnya.
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
Lesley Britton dalam bukunya yang berjudul Montessori Play and Learn pada tahun 2017 menjelaskan bahwa pencetus metode ini, Maria Montessori, mendapatkan gagasan tentang bagaimana menangani dan mendidik dari hasil pengamatannya pada anak-anak dalam tahap perkembangan yang berbeda-beda. Pengamatannya pun dilakukan terhadap anak-anak dari kebudayaan yang berbeda-beda.
Maria Montessori mengidentifikasi apa yang dilihatnya: karakteristik universal yang dijumpai pada anak-anak, tidak peduli dari keluarga dan lingkungan mana mereka lahir ataupun bagaimana mereka dibesarkan. Menurut pengamatannya, semua anak ingin belajar, semua anak memiliki pikiran yang mudah untuk menyerap informasi, semua anak melewati beberapa tahap perkembangan, semua anak ingin menjadi mandiri dan semua anak belajar melalui bermain atau melakukan sesuatu.
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
Keunggulan Metode Montessori
ADVERTISEMENT
Metode Montessori memiliki keunggulan dalam menumbuhkan kekritisan anak dalam berfikir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan.
Guru, anak dan lingkungan diatur menciptakan segitiga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribadinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.
Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda. Ujung tombak pembelajaran dalam metode Montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda mulai dari anak-anak usia 3 hingga 6 tahun. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepada anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah mereka kuasai sebelumnya dengan konsep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usia di kehidupan nyata.
Sekolah Montessori. Foto: Dok. Shutterstock
Kekurangan Metode Montessori
ADVERTISEMENT
Meski begitu, metode ini juga memiliki kekurangan, Moms. Tidak adanya pengelompokan usia, bisa juga menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya. Oleh karena itu, pengawasan dan peran guru sangat diperlukan dalam metode sekolah ini.
Ya Moms, jika Anda tertarik mendaftarkan anak Anda ke sekolah Montessori, ada baiknya Anda melakukan survei terlebih dahulu. Pastikan konsep pendidikan tersebut sesuai dengan harapan Anda dan kebutuhan anak Anda.