Mengenal Penyakit Celiac pada Anak

12 Juni 2019 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh sehat. Namun terkadang, penyakit bisa saja datang menghampiri si kecil. Salah satu penyakit yang bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah Celiac. Pernah dengar, Moms?
ADVERTISEMENT
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), penyakit ini mempengaruhi usus halus. Ketika anak dengan penyakit celiac makan gluten, maka tubuh akan meningkatkan respons imun yang menyerang usus. Gluten sendiri merupakan protein yang ditemukan dalam gandum, oat, gandum hitam atau barley.
Tepung gandum Foto: Thinkstock
Serangan-serangan pada usus tersebut menyebabkan kerusakan pada vili, proyeksi kecil seperti jari yang melapisi usus dan berfungsi dalam penyerapan nutrisi. Ketika vili rusak, nutrisi tidak dapat diserap dengan baik ke dalam tubuh, sehingga bisa mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Celiac Disease Foundation (CDF) dalam laman resminya menjelaskan kalau penyakit ini adalah penyakit autoimun kronis, dengan kata lain ini tidak bisa disembuhkan.
Nah Moms, berikut kami rangkum 5 hal seputar penyakit Celiac yang perlu Anda ketahui.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak sakit perut Foto: Shutterstock
Gejala penyakit celiac sangat luas, namun menurut AAP, gejala paling khas dari penyakit ini adalah diare yang berair atau sebagian padat, sering kali berbau tidak sedap, dan terlihat berminyak atau berbuih. Hal tersebut dikarenakan sistem pencernaan orang yang memiliki penyakit celiac tidak mampu menyerap nutrisi secara sempurna.
com-Roti Gandum Foto: Shuttertsock
Walau lebih sering terjadi pada anak, namun penyakit Celiac ini bisa terjadi di usia berapa saja. Penyakit ini bisa berkembang di usia berapa pun, setelah orang tersebut mulai mengkonsumsi makanan atau obat yang mengandung gluten.
ADVERTISEMENT
Fakta lainnya adalah, semakin lanjut usia seseorang saat didiagnosa Celiac, maka semakin besar juga kemungkinan ia mengalami penyakit autoimun lainnya. Jadi, jika Anda menemukan gejala penyakit Celiac pada anak, segera konsultasikan dengan dokter.
American Academy of Pediatric juga menjelaskan kalau sekitar 35 sampai 40 persen manusia membawa salah satu atau kedua gen tinggi risiko Celiac. Gen itu disebut HLA-DQ2 dan DQ8. Beberapa anak dengan kondisi kesehatan atau sindrom tertentu, bahkan berisiko lebih tinggi mengalami penyakit Celiac, misalnya saja:
Menurut Celiac Disease Foundation (CDF), sekitar 1 dari 100 orang di dunia mengalami penyakit Celiac. Sementara perbandingan anak dari keturunan langsung penderita penyakit Celiac, berisiko 1 dari 10 kesempatan menderita penyakit Celiac juga.
ADVERTISEMENT
CDF juga menjelaskan bahwa penderita penyakit celiac harus didiagnosa secara menyeluruh dan perlu menjaga tubuh agar tidak terkena penyakit lain. Ya Moms, penderita celiac rentan terkena beberapa penyakit lain, seperti kanker usus, diabetes tipe 1, penyakit tiroid, mutiple sclerosis, infertilitas, keguguran, epilepsi, anemia defisiensi besi, osteoporosis dini atau osteoponia, intoleransi laktosa, defisiensi mineral dan vitamin, masalah pankreas, atau kanker intestinal limfoma.
Menurut data CDF, ada sekitar 300 sindrom yang berkenaan dengan penyakit celiac. Selain itu, sekitar 20 persen penderita celiac tergolong asymptomatic, yang artinya mereka tidak mengalami gejala-gejala eksternal sama sekali. Walau begitu, semua dengan penyakit Celiac tetap berisiko mengalami komplikasi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Ibu hamil perlu makan makanan bergizi seimbang Foto: Shutterstock
Walau tidak bisa disembuhkan, penyakit Celiac bisa dicegah. Baru-baru ini sebuah penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang sering mengkonsumsi makanan tinggi serat dapat memperkecil risiko penyakit Celiac pada bayi yang dilahirkannya.
Penjelasan lebih lengkap mengenai penelitian ini dapat Anda baca di artikel ini.