Mengenal Penyakit Riketsia pada Anak dan Pencegahannya

17 Maret 2023 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi foto penyakit riketsia. Foto: Kateryna Kon/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto penyakit riketsia. Foto: Kateryna Kon/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, pernah mendengar penyakit riketsia? Ya, riketsia merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh serangga parasit yang dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu atau tungau. Gejala penyakit ini ditandai dengan ruam pada kulit yang dapat menyebar hingga ke sekujur tubuh.
ADVERTISEMENT
Gejala Penyakit Riketsia
Mengutip SA Health, gejala penyakit riketsia adalah demam tinggi dan ruam yang menyebar mulai dari wajah, tangan, hingga ke sekujur tubuh. Tak hanya itu, terdapat gejala lainnya yang dapat timbul pada penderita riketsia, di antaranya sakit kepala, ruam, batuk, nyeri otot, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Sementara menurut IDAI, riketsia umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 2,5 tahun. Tentunya dengan gejala seperti kelemahan otot, keterlambatan perkembangan gerak motorik, pembesaran area pergelangan tangan dan lutut, tungkai berbentuk O, gangguan bentuk kepala, keterlambatan pertumbuhan gigi, penurunan kepadatan tulang, dan infeksi.
Untuk masa inkubasi, yaitu antara 3 sampai 10 hari. Meski begitu, infeksi riketsia ini tidak ditularkan antarmanusia.
Ilustrasi foto penyakit riketsia. Foto: TOMOKA.M/Shutterstock
Cara Cegah Penyakit Riketsia pada Anak
ADVERTISEMENT
Penyakit riketsia bisa menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh, sehingga vitamin D berperan penting dalam membantu penyerapan kalsium dan fosfat dari makanan. Kalsium dan fosfat merupakan mineral yang berfungsi untuk menjaga kekuatan tulang.
Moms, vitamin D bisa diperoleh secara alami dari sinar matahari dan sumber makanan. Seperti telur, ikan salmon, tuna, makarel, dan juga yang sudah diberi fortifikasi dalam susu, yoghurt, atau sereal.
Selain itu, riketsia dapat dicegah dengan penggunaan pakaian lengan panjang saat melakukan kegiatan di luar ruangan untuk meminimalisir risiko infeksi riketsia. Serta dengan beberapa tips berikut:
- Kenakan topi bertepi lebar
Untuk mengurangi risiko infeksi saat melakukan aktivitas di mana kontak manusia dengan kutu, tungau,seperti menjelajahi hutan semak dan berkemah di area yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
- Gunakan obat nyamuk
Pakailah obat nyamuk yang mengandung DEET atau picaridin dan periksa kulit apakah ada kemungkinan gigitan. Terutama di belakang telinga, di belakang kepala, ketiak, dan di belakang lutut.