Mengenal Sindrom Dandy-Walker yang Bisa Terjadi pada Bayi

9 Januari 2023 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lingkar kepala bayi. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lingkar kepala bayi. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Ada beragam masalah kesehatan hingga kelainan yang bisa terjadi pada bayi baru lahir sampai masa perkembangan. Mulai dari down syndrome, sindrom campomelic dysplasia, hingga sindrom Dandy-Walker.
ADVERTISEMENT
Sindrom Dandy-Walker merupakan salah satu kelainan genetik langka yang mempengaruhi perkembangan fisik dan intelektual anak. Kondisi ini terjadi pada sekitar 1 dari 25.000 sampai 35.000 kelahiran hidup, Moms. Kelainan ini lebih sering menyerang bayi perempuan daripada laki-laki.

Gejala Sindrom Dandy-Walker

Foto anak hidrosefalus. Foto: Dok Kemensos
Saat sindrom ini terjadi, otak kecil bayi mungkin tidak berkembang seperti yang diharapkan. Bisa berbentuk lebih kecil atau bahkan tidak ada. Cairan yang menumpuk di ruang-ruang otak juga dapat menyebabkan peningkatan ukuran kepala.
Jika tidak terdeteksi saat lahir, gejala bisa muncul di masa kanak-kanak, baik secara bertahap atau tiba-tiba. Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah:
ADVERTISEMENT

Penyebab Sindrom Dandy-Walker

Ilustrasi janin terpapar zat berbahaya. Foto: Shutter Stock
Mengutip Medical News Today, para ahli belum mengetahui penyebab pasti sindrom ini. Namun, kondisi ini biasanya mulai terjadi pada bulan pertama kehamilan. Singkatnya, terjadi saat otak bayi mulai berkembang, tetapi otak kecil tidak berkembang dengan benar dan cairan mulai menumpuk di otak.
Meski begitu, beberapa kemungkinan penyebab sindrom Dandy-Walker meliputi:
Di samping itu, gen resesif mungkin juga berperan dalam pembentukan sindrom Dandy-Walker. Gen-gen ini dapat menyebabkan hipoplasia vermis cerebellar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai kompleks Dandy-Walker.

Cara Diagnosa Sindrom Dandy-Walker

Tes darah ibu hamil. Foto: Thinkstock
Sindrom Dandy-Walker dapat diketahui melalui beberapa metode, seperti USG, CT scan, dan pemindaian MRI. Jika dicurigai terjadi karena mutasi DNA, kemungkinan dokter akan melakukan pengujian genetik untuk mencari perubahan pada DNA anak. Beberapa tes yang dilakukan adalah:
ADVERTISEMENT