Mengenal Sindrom Tourette, Gangguan yang Bikin Anak Susah Mengontrol Gerakan

9 April 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak yang sering berkedip. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak yang sering berkedip. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa gangguan saraf yang bisa menyerang anak. Salah satu yang perlu dipahami adalah sindrom tourette, Moms.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), sindrom tourette adalah suatu kondisi sistem saraf yang menyebabkan seseorang memiliki tics, seperti kedutan, gerakan, atau suara tiba-tiba yang dilakukan berulang kali. Sindrom tourette pada anak umumnya baru disadari orang tua saat anak berusia 6 tahun.
Sehingga, bila Anda pernah mendapati anak tak bisa berhenti berkedip atau kerap mengulangi kata-kata tertentu di luar kontrol mereka, maka tampaknya orang tua perlu waspada. Lantas, apa lagi gejala sindrom tourette yang perlu orang tua pahami?

Gejala Sindrom Tourette pada Anak

Ilustrasi anak dengan sindrom tourette. Foto: Shutter Stock
Gejala sindrom tourette umumnya dialami oleh anak berusia 5 – 10 tahun. Sebuah studi yang melibatkan anak-anak dengan sindrom tourette terdiagnosis dan tidak terdiagnosis menunjukkan bahwa 1 dari 162 anak mengalami sindrom tersebut. Anak laki-laki umumnya tiga sampai lima kali lebih berisiko dibanding anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Gejala pertama yang sering muncul adalah tics motorik yang terjadi di area leher dan kepala. Tics biasanya akan lebih buruk pada kondisi yang menegangkan dan cenderung membaik ketika si penderita tenang dan fokus pada satu aktivitas.
Jenis tics dan frekuensinya biasanya mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Meskipun bisa hilang, muncul, dan hilang lagi, gangguan ini termasuk dalam penyakit kronis. Namun, tics umumnya akan berkurang dan hilang sama sekali saat anak beranjak remaja dan dewasa.
Ada beberapa jenis sindrom tourette yang bisa menyerang anak, seperti penjelasan berikut ini.

Jenis-jenis Sindrom Tourette pada Anak

Ilustrasi anak dengan sindrom tourette. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Dalam mendiagnosis sindrom tourette, sebenarnya tidak ada tes khusus. Biasanya, dokter akan melihat gejala tics pada anak dan berapa lama hal itu terjadi. Sindrom tourette dapat terdiagnosis jika anak memiliki tics motorik dan vokal setidaknya selama satu tahun.
Begitu pula dengan obat, karena umumnya tidak ada obat khusus yang diberikan. Namun, dokter biasanya akan melakukan perawatan untuk membantu mengatur tics agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, perawatan perilaku juga diberikan jika tics dapat menyebabkan rasa sakit, stres, dan mengancam nyawa pasien.