Mitos dan Fakta Seputar Alat Kontrasepsi Implan

7 Oktober 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KB Implan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KB Implan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penggunaan alat kontrasepsi merupakan sebuah solusi untuk mengatur jarak kelahiran. Ya Moms, jarak kelahiran anak sebaiknya diatur, sebab kehamilan yang terlalu dekat bisa berisiko bagi ibu dan bayi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, ada beberapa alat kontrasepsi yang umum digunakan. Sebut saja, kondom, pil dan suntik KB, IUD dan juga implan. Implan merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon yang diletakkan di bawah kulit lengan atas dan terdiri dari satu atau dua batang plastik kecil yang elastis dan aman.
Cara kerjanya dengan mengalirkan hormon yang yang terdapat pada implan. Hormon itu dilepaskan secara perlahan-lahan dan mengentalkan lendir pada mulut rahim sehingga menghambat pergerakan sperma. Hal ini membuat kemungkinan sperma bertemu sel telur lebih kecil dan tidak terjadi pembuahan.
Selain itu hormon ini juga mengganggu pembentukan lapisan pada dinding rahim atau endometrium sehingga sel tel telur yang sudah dibuahi sulit menempel pada dinding rahim dan kehamilan tidak terjadi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2013 tercatat bahwa penggunaan implan baru sekitar 9, 23 persen. Angka ini berbanding jauh dengan alat kontrasepsi suntik dan pil KB yang memiliki persentase lebih dari 48 persen, Moms.
Kurangnya minat ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi implan diduga karena informasi yang simpang siur dan mitos yang beredar di masyakarat. Apakah Anda termasuk salah satu yang percaya dengan mitos itu?
Moms, jangan langsung percaya dengan informasi yang belum diketahui pasti kebenarannya. Berikut informasi resmi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang merupakan lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera seputar alat kontrasepsi implan. Apa saja?
Ilustrasi KB Implan. Foto: Shutterstock
Mitos: Setelah memasang implan tidak boleh bekerja berat dan angkat berat
ADVERTISEMENT
Fakta: Tidak benar. Tidak ada hubungan antara kerja berat dan pemasangan implan. Petugas kesehatan umumnya akan bertanya lengan mana yang dominan hanya agar tidak mengurangi kapasitas kerja setelah pemasangan implan dan sebelum lukanya sembuh. Setelah luka sembuh maka lengan dapat digunakan dengan normal.
Mitos: Tidak boleh menggunakan implan jika berat badan lebih dari 70 kg.
Fakta: Wanita yang memiliki berat badan di atas 70 kg bukannya tidak boleh menggunakan implan, namun implan yang digunakannya kehilangan efektivitasnya lebih cepat pada wanita dengan berat badan yang lebih besar.
Ilustrasi KB Implan. Foto: Shutterstock
Mitos: Ibu dengan gondok tidak boleh menggunakan implan
Fakta: Tidak benar. Tidak ada hubungan antara penyakit gondok dan penggunaan implan. Penderita gondok masih boleh menggunakan implan.
ADVERTISEMENT
Mitos: Implan dapat berpindah-pindah tempat di dalam tubuh wanita atau implan dapat hilang.
Fakta: Tidak benar. Implan tidak dapat berpindah tempat di dalam tubuh wanita. Implan tetap berada di tempat pemasangan sampai implan tersebut dicabut.
Mitos: Implan meningkatkan risiko kehamilan di luar kandungan
Fakta: Tidak benar Implan tidak meningkatkan risiko kehamilan di luar kandungan, sebaliknya kehamilan di luar kandungan jarang ditemukan pada peserta KB implan.
Mitos: Implan menyebabkan rahim kering atau sulit subur
Fakta: Tidak benar Implan tidak menyebabkan rahim kering. Peserta KB implan dapat segera hamil lagi setelah implan dicabut.
Jenis-jenis alat kontrasepsi. Foto: Shutter Stock
Mitos: Haid yang tidak keluar setelah pasang implan akan menumpuk menjadi darah kotor dalam tubuh.
Fakta: Implan bekerja dengan mempengaruhi keadaan lendir dalam rahim dan juga pelepasan sel telur sehingga pada umumnya penggunaan implan akan membuat haid terhenti atau kadang timbul bercak.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat bahwa haid yang terhenti akibat penggunaan implan atau alat kontrasepsi hormonal lainnya tidaklah berbahaya. Proses siklus haidnya terhenti akibat pelepasan sel telur dihambat. Proses haid yang terhenti mengakibatkan tidak ada perlukaan pada dinding rahim yang menyebabkan perdarahan atau haid.
Mitos: Sudah di pasang implan tapi tetap hamil
Fakta: Seperti halnya alat kontrasepsi lain, implan juga memiliki tingkat kegagalan, meskipun sangat kecil. Yang dimaksud dengan gagal di sini adalah wanita tetap hamil meski sedang memakai implan.
Namun, jumlah ini sangat kecil yaitu 5 dari 10 ribu orang. Yang berarti implan umumnya berhasil pada 99,95 persen wanita lain. Implan bisa dikatakan sebagai alat kontrasepsi yang paling efektif dibandingkan dengan semua alat kontrasepsi lain.
ADVERTISEMENT