Moms, Seperti Ini Lho BAB dan BAK Bayi di Minggu Pertamanya

18 Mei 2023 11:36 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seperti Ini Lho BAB dan BAK Bayi di Minggu Pertamanya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Seperti Ini Lho BAB dan BAK Bayi di Minggu Pertamanya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Para orang tua baru mungkin belum mengetahui apa saja yang akan terjadi pada bayi baru lahir. Misalnya, seperti apa buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) bayi di hari pertamanya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, setelah lahir, bayi pun akan mulai mengeluarkan kotoran. Bahkan, dari warna dan tekstur BAB-nya itu Anda akan mengetahui apakah bayi mengalami masalah kesehatan tertentu atau tidak, lho!
Seperti apa pipis dan pup bayi di hari pertamanya setelah lahir? Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari laman Healthy Children!

- Buang Air Kecil

Setelah lahir, bayi mungkin akan pipis setiap satu hingga tiga jam sekali, atau sekitar 4-6 kali dalam sehari. Buang air kecil seharusnya tidak menyakitkan, namun apabila bayi terlihat kesulitan atau bahkan menangis kesakitan, segera beri tahu dokter karena bisa jadi mengindikasi munculnya infeksi atau masalah lain di saluran kemih.
Pada bayi yang sehat, urine akan berwarna kuning terang hingga tua, tergantung pada berapa banyak cairan atau ASI yang diminumnya. Bila warna urinenya semakin pekat, berarti si kecil tidak mendapatkan banyak cairan. Selain itu, faktor cuaca yang panas atau mereka sakit bisa membuat volume pipisnya sedikit berkurang.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa bayi bisa mengeluarkan noda berwarna merah muda atau merah bata yang keluar bersamaan dengan pipisnya di minggu pertama setelah lahir. Namun, ini bukan darah ya, Moms. Anda perlu khawatir bila noda tersebut masih muncul dalam beberapa hari setelahnya lahir.
Di sisi lain, bayi perempuan khususnya, juga akan mengeluarkan bercak darah kecil di popoknya. Biasanya, muncul pada minggu pertama setelah lahir dan disebabkan oleh hormon ibu yang memengaruhi rahim bayi. Beri tahukan dokter tentang kondisi ini bila bayi disertai gejala lain, seperti sakit perut, tidak mau menyusu, muntah, hingga demam.
Ilustrasi Popok Bayi. Foto: Shutterstock

- Buang Air Besar

Bagaimana dengan BAB-nya? Nah Moms, selama beberapa hari pertama setelah lahir, bayi akan mengeluarkan kotoran berwarna hitam atau hijau tua yang disebut mekonium. Kotoran ini sudah mengisi usus mereka sebelum lahir, dan sesudahnya tinja akan mulai berubah menjadi kuning kehijauan.
ADVERTISEMENT
Perlu dipahami, kotoran bayi bisa bervariasi warna dan konsistensi bentuknya yang disebabkan sistem pencernaannya belum matang. Pada bayi yang disusui ASI, fesesnya akan cenderung berwarna kuning. Setelah berusia enam bulan dan mulai makan makanan padat, tekstur BAB-nya akan akan berubah.
Lalu pada bayi yang diberi susu formula cenderung akan berwarna cokelat kekuningan. Terkadang, si kecil akan lebih kesulitan mengeluarkan tinjanya.
Bagaimana dengan frekuensinya? Pada bayi yang disusui, bayi bisa BAB hanya satu kali dalam seminggu. Ini masih normal terjadi, terutama saat bayi berusia tiga sampai enam minggu. Jadi, tidak perlu khawatir bila bayi jarang BAB karena itu bukanlah tanda sembelit.
Sementara bayi yang diberi susu formula akan BAB setidaknya satu kali sehari. Apabila bayi jarang BAb dan tampak kesulitan, bisa jadi ia mengalami konstipasi. Anda bisa mendiskusikan kondisi ini bersama dokter anak agar mendapatkan perawatan yang tepat ya, Moms.
ADVERTISEMENT

Seperti Apa BAB Setelah Bayi yang Mulai MPASI?

Ilustrasi mengganti popok bayi menggunakan tisu basah. Foto: Getty Images
Baik bayi yang mendapatkan ASI atau susu formula akan sama-sama kesulitan pup bila tidak mendapatkan cukup cairan, atau kehilangan banyak cairan karena sakit. Selain itu, pup yang keras bisa menunjukkan si kecil terlalu banyak makanan sehingga menyebabkan sembelit.
Ketahui juga beberapa poin penting ini tentang BAB pada bayi:
1. Variasi warna dan konsistensi feses itu normal terjadi, tergantung apa yang dikonsumsinya. Misalnya, jika proses pencernaan melambat karena makanannya membutuhkan waktu untuk dicerna, maka fesesnya akan berwarna sedikit kehijauan. Jika terjadi iritasi ringan pada anus, akan muncul sedikit bercak darah ada tinjanya. Waspadai bila bayi mengeluarkan banyak darah, lendir, atau cairan.
2. Tidak mudah mengetahui kapan bayi mengalami diare ringan, karena fesesnya cenderung lunak dan sedikit encer. Namun, Anda bisa perhatikan tanda bila terjadi peningkatan frekuensi BAB secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Diare bisa terjadi pada bayi, yang mungkin menandakan si kecil mengalami infeksi usus atau disebabkan adanya perubahan pola makan. Jika bayi masih menyusu, bisa jadi diare terjadi karena perubahan pola makan ibunya.
3. Waspadai kemungkinan dehidrasi pada bayi, apalagi jika usianya masih kurang dari tiga bukan. Pastikan agar sering menyusui anak agar kebutuhan cairannya terpenuhi.