Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Moms, Yuk Jelaskan 7 Tradisi Imlek Ini pada Anak
4 Februari 2019 13:33 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Merayakan Imlek maupun tidak, Anda mungkin ikut menikmati kemeriahan Tahun Baru China bersama keluarga. Setidaknya, menikmati tanggal merah yang bisa Anda gunakan sebagai waktu berkualitas dengan si kecil kan, Moms?
ADVERTISEMENT
Nah, sudahkah Anda menjelaskan mengenai makna Imlek beserta tradisinya pada anak? Meski tidak merayakan, menjelaskannya pada anak dapat membawa manfaat, lho! Dengan penjelasan dari Anda, anak bisa belajar mengenal dan menghargai keberagamaan serta menumbuhkkan rasa empati.
Lantas apa saja yang harus dijelaskan? kumparanMOM merangkumnya untuk membantu Anda:
Makna Tahun Baru Imlek
"Imlek itu apa, sih?" mungkin ini pertanyaan pertama yang dilontarkan anak pada Anda. Tentu saja, Anda bisa menjawabnya pendek, "Imlek adalah Tahun Baru China." Tapi, tidak ada salahnya menjawab lebih panjang agar wawasan anak bertambah kan, Moms?
Mulailah dengan menjelaskan bahwa Imlek merupakan tradisi merayakan tahun baru sesuai dengan penanggalan atau kalender China. Jelaskan bahwa ada beberapa tahun baru yang dirayakan di Indonesia. Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Islam, Tahun Baru Imlek, dan Tahun Baru Saka.
ADVERTISEMENT
Tahun Baru Imlek , juga merupakan awal dari musim semi. Jadi karena merupakan perayaan awal musim, Tahun Baru Imlek tidak hanya dirayakan oleh etnis maupun agama tertentu. Siapa saja, bisa merayakannya.
Tapi, bagi pemeluk agama Khonghucu, Imlek menjadi sangat istimewa karena hari ini merupakan hari besar atau hari raya yang sarat dengan nilai keagamaan. Imlek disebut Tahun Baru Kongzili, dan tahun ini adalah Tahun Baru Kongzili ke 2570.
Sejak sebelum Imlek hingga 15 hari setelahnya, umat Khonghucu akan melakukan serangkaian ritual agama. Salah satunya, melakukan sembahyang di rumah maupun di litang atau klenteng untuk memohon keberkahan serta bersyukur pada Tian (Tuhan).
Menjelaskan mengenai hal ini pada anak sesuai dengan Kompetensi Inti dan Dasar di mata pelajaran PPKn yang anak peroleh di sekolah lho, Moms! Anda dapat mengingatkan si kecil, bahwa negara secara konstitusional mengakui Khonghucu sebagai salah satu agama resmi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pastikan juga anak memahami bagaimana kita patut menghargai keyakinan orang lain dan menerima mereka yang berbeda dengan kita, setara dengan diri kita sendiri.
Tradisi Bunga Mei Hua
Mei Hua adalah bunga yang memiiki daun kecil-kecil berwarna pink atau merah muda dengan semburat keputihan pada kelopaknya. Saat Imlek, pohon Mei Hua menjadi hiasan khas seperti juga lampion-lampion kecil dari kertas warna merah dan emas. Anak Anda mungkin sudah memperhatikan bunga pink ini saat pergi ke mal atau tempat rekreasi.
Kenapa Mei Hua dijadikan elemen dekorasi saat Imlek? Ini karena Mei Hua identik dengan Imlek karena tanaman ini melahirkan tunas dari akhir musim dingin dan seterusnya. Saat inilah artinya musim semi tiba.
ADVERTISEMENT
Mei Hua memiliki nama Tionghoa: Yin Liu. Dalam bahasa Mandarin, nama ini terdengar seperti "uang mengalir masuk". Itu sebabnya banyak orang China percaya bahwa Mei Hua dapat membawa kesejahteraan dan kebahagiaan.
Tradisi Memberi Jeruk
Selain Mei Hua, saat Imlek si kecil mungkin juga akan melihat banyak dekorasi atau ornamen berbentuk jeruk! Sebenarnya, ini bukan hanya kepentingan dekorasi saja, lho. Masyarakat Tionghoa umumnya akan smembawa atau memberikan jeruk saat mengunjungi sanak keluarga atau kerabatnya.
Kebiasaan ini dimulai sebagai kebiasaan masyarakat di wilayah Kanton, China selatan. Pengucapan untuk memberi jeruk mandarin -song gam- sama dengan kata "memberi emas" dalam bahasa Kanton. Oleh karena itu, memberi jeruk sama dengan menandakan kemakmuran pada penerima.
ADVERTISEMENT
Setelah menjelaskan kepada anak mengenai asal muasal kebiasaan ini, Anda dapat bercerita tentang manfaat atau nutrisi buah jeruk.
Tradisi Makan Bersama
Saat mengunjungi keluarga atau kerabat di momen Imlek, umumnya masyarakat Tionghoa akan makan bersama. Tradisi ini sarat dengan makna kekeluargaan.
Anda bisa menjelaskan pada anak sejarah dari tradisi ini, Moms. Ceritakan, di zaman dahulu, saat transportasi dan teknologi komunikasi belum secanggih sekarang, banyak keluarga yang terpaksa jarang bicara dan bertemu. Baru saat Imleklah mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing dan melepas rindu.
Menunya pun istimewa, yaitu: Yu Sheng. Ini adalah sajian berupa salad ikan mentah adalah makanan khas dari provinsi Guangdong China. Untuk banyak keluarga Tionghoa, Yu Sheng memang jadi makanan khas yang dinikmati saat Imlek .
ADVERTISEMENT
Menurut tradisi, ketika diaduk dengan saus, ikan dan sayuran harus diangkat tinggi-tinggi di atas piring. Semakin tinggi yusheng terangkat, maka semakin baik pula peruntungan pada tahun yang baru. Selain Yu Sheng, biasanya juga disajikan Siu Mie atau mie panjang umur.
Tradisi Bagi-bagi Angpau
Memberi angpau saat Imlek dimaksudkan sebagai tanda keberuntungan, berkah dan sayag. Biasanya, isi angpau berjumlah genap. Menurut tradisi Tionghoa, hal baik datang berpasangan, jadi angka genap lebih diutamakan.
Misalnya jumlah uang dengan angka delapan, karena jumlahnya terdengar seperti kemakmuran dalam bahasa Mandarin. Yang dihindari biasanya adalah memberi uang dengan angka 4, karena ini adalah homonim China untuk kematian.
Tradisi Kue Keranjang
Ada juga kue khas yang identik dengan tradisi Imlek. Apalagi kalau bukan kue keranjang! Kue ini berbentuk bundar, melambangkan persatuan. Rasa manisnya melambangkan perbuatan baik atau manis. Sedangkan teksturnya yang lengket melambangkan harapan akan hubungan keluarga makin erat.
Tradisi Serba Merah
ADVERTISEMENT
Imlek juga identik dengan warna merah. Kenapa merah? Karena warna ini dianggap melambangkan semangat, keberanian dan keberuntungan. Banyak masyarakat Thionghoa percaya, warna merah juga bisa jadi penolak marabahaya dan mendatangkan keberuntungan.
Anda bisa menjelaskan pada anak makna warna merah yang juga dipercaya oleh bangsa kita! Warna merah pada bendera kita, misalnya.
Tradisi Bersih-Bersih
Tradisi lain dari perayaan Imlek, adalah tradisi bersih-bersih rumah, sekolah, maupun tempat usaha yang dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan atau berkah. Masuk di akal kan, Moms, lingkungan yang bersih pasti sehat dan bikin betah.
Jadi merayakan atau tidak, sepertinya ide untuk bersih-bersih di liburan Imlek kali ini pantas untuk diikuti siapa saja. Nah, selamat bersih-bersih ya!
ADVERTISEMENT