Mudah Marah Sejak Jadi Ibu? Simak 5 Cara Kelola Emosi Ini, Moms!

8 Juni 2022 20:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang ibu berteriak atau marah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang ibu berteriak atau marah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, apakah Anda pernah merasa lebih cepat marah semenjak menikah dan punya anak? Ya Moms, perasaan jadi lebih mudah tersinggung, marah bahkan frustrasi, mungkin pernah dirasakan oleh beberapa ibu yang telah berkeluarga.
ADVERTISEMENT
Siapa pun bisa mengalami ini, sekalipun Anda sebelumnya bukanlah sosok pemarah. Terkadang saat sedang terjadi masalah pada pasangan maupun si kecil, Anda bisa membentak bahkan berteriak kepada mereka. Mengapa hal ini bisa terjadi?
"Kemarahan pada orang tua umumnya menandakan dia tidak merasa didengar atau didukung, bisa juga karena kelelahan. Karena masyarakat kita yang individualis, banyak ibu melaporkan mereka kurang mendapat dukungan dari orang di sekitarnya," ucap Konselor Kesehatan Mental, Julia M. Chamberlain, dikutip dari The Every Mom.
Chamberlain menjelaskan faktor yang menyebabkan ibu bisa marah dan emosi. Yakni beratnya beban mental dan fisik sebagai seorang ibu, ditambah dengan pekerjaan di kantor, tekanan keuangan rumah tangga dan faktor lain yang bisa memicu perasaan menjadi lebih emosional. Perasaan amarah ini juga bisa menandakan ibu mengalami gejala depresi pascamelahirkan. Atau faktor lainnya karena Anda sedang bertengkar dengan suami.
ADVERTISEMENT

Tips Bagi Ibu untuk Atasi Perasaan Marah dan Emosi

Ilustrasi ibu marah pada anak. Foto: Shutter Stock
1. Atur Napas saat Mulai Emosi
Jika Anda mulai emosi saat anak-anak tidak berhenti bertengkar atau suami terus mengganggu pekerjaan, jangan langsung mengeluarkan amarah tersebut. Ambil waktu beberapa saat untuk menenangkan diri, salah satunya dengan teknik pernapasan perut dalam.
"Ketika kita mengalami emosi yang intens, otak kita diatur oleh pusat emosi dan jadi tidak bisa berpikir rasional. Berusahalah untuk menenangkan diri. Napas kita memiliki jalur komunikasi langsung ke otak kita. Ketika memperlambat pernapasan, kita secara langsung memberi tahu sinyal ke otak untuk mengontrol rasa emosi," jelas Pendidik Pencegahan Kekerasan dan Trauma, Emilia Mense Caby.
2. Tulis Penyebabnya
Today's Parent melansir, menulis jurnal atau buku harian mungkin terdengar kuno. Tapi ini salah satu cara efektif yang bisa dilakukan apabila enggan berbicara dengan orang lain. Tulis semua unek-unek di pikiran yang berkaitan dengan alasan mengapa Anda marah.
ADVERTISEMENT
"Begitu Anda dapat mengidentifikasi dan mengartikulasi perasaan takut dan emosi, nantinya perasaan itu tidak akan meledak begitu saja. Semakin Anda bisa mengekspresikan emosi dengan jujur, semakin kecil kemungkinan untuk emosi meledak dan marah," kata Psikolog Klinis di New York, Laura Markham.
Ilustrasi Meditasi Foto: Dok. Shutterstock
3. Renungkan dengan Meditasi
Jika perasaan mulai emosi dan takut tidak terkendali, pergilah ke satu ruangan sendiri lalu bermeditasi. Markham merekomendasikan meditasi bisa dilakukan rutin setiap hari untuk membantu melatih kemampuan otak, sekaligus media untuk menenangkan diri dari perasaan kesal dan amarah.
4. Lakukan Apa yang Dibutuhkan
Kelelahan bisa menjadi salah satu pemicu seseorang menjadi lebih emosional. Jika memang Anda butuh istirahat dari pekerjaan rumah, berjalan-jalan ke luar rumah atau sekadar tidur siang, lakukanlah hal-hal tersebut. Bicarakan dengan suami atau orang lain yang bisa di rumah untuk memberikan Anda waktu sendiri.
ADVERTISEMENT
5 Pertimbangkan Cari Bantuan Ahli
Apabila Anda sudah mencoba cara-cara di atas namun amarah dan emosi belum kunjung bisa dikendalikan, pertimbangkan untuk berkonseling dengan psikolog atau ahli profesional. Apalagi setelah perasaan tersebut diliputi dengan kesedihan, kecemasan hingga kemarahan yang tidak terkendali.