Mulut Balita Dilakban karena Menggigit Temannya, Efektifkah Bikin Jera?

28 Oktober 2025 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Mulut Balita Dilakban karena Menggigit Temannya, Efektifkah Bikin Jera?
Seorang ibu melakban mulut anak balitanya karena menggigit teman sebaya. Apakah cara ini bisa membuat si kecil jera atas perbuatannya?
kumparanMOM
Mulut Balita Dilakban karena Menggigit Temannya, Efektifkah Bikin Jera?
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Mulut Balita Dilakban karena Menggigit Temannya, Efektifkah Bikin Jera? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang ibu pemilik akun TikTok @cinta_ibra membagikan momen ia melakban mulut anak balitanya. Ia mengaku terpaksa melakban mulut putranya karena telah menggigit teman sebayanya. Tampak anaknya sedikit berkaca-kaca, namun tidak menangis.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, sang ibu mengaku telah menyesali tindakannya, merasa tidak tega, dan akhirnya meminta maaf kepada anaknya.
Menanggapi video tersebut, psikolog pendidikan, Madeline Jessica, M.Psi, Psikolog, mengatakan, perilaku seperti menggigit, memukul, atau menendang sebenarnya bukan tanda kenakalan. Apalagi, perilaku tersebut merupakan bagian dari tahap perkembangan anak usia 1–5 tahun.
Menurut Madeline, di usia ini, anak belum memiliki kemampuan yang matang untuk mengelola emosinya atau menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat.
“Anak balita berada pada tahap pre-operational, di mana kemampuan memahami perasaan orang lain masih sangat terbatas, sehingga anak bereaksi impulsif terhadap frustasi karena belum mampu menyalurkannya secara verbal,” ujar Madeline kepada kumparanMOM, Kamis (16/10).

Respons yang Tepat saat Anak Menyakiti Teman

Ilustrasi ibu dan anak. Foto: 9nong/Shutterstock
Ketika anak menggigit atau menyakiti temannya, orang tua sebaiknya tidak langsung menghukum secara fisik maupun verbal, melainkan memberikan respons yang tenang dan mengajarkan empati, seperti:
ADVERTISEMENT
1. Tenangkan diri dulu sebelum menegur.
2. Validasi emosi anak, misalnya dengan mengatakan, “Kamu marah, ya?”
3. Jelaskan akibat perbuatannya seperti, “Temanmu jadi sakit.”
4. Ajarkan cara lain mengekspresikan emosi bisa dengan mengatakan, “Kalau marah, boleh bilang ‘Aku marah!’ bukan menggigit.”
5. Bantu anak memperbaiki hubungan, bukan mempermalukan.
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock
Ketimbang menghukum, Madeline menganjurkan orang tua untuk menerapkan pendekatan disiplin yang berfokus pada pengajaran, bukan pada hukuman. Tujuannya agar anak belajar mengatur diri (self-regulation) dan bertanggung jawab dalam hubungan yang penuh empati.
Prinsip utama pendekatan disiplin, yakni:
-Respectful: tidak mempermalukan anak.
-Firm and kind: tegas tapi lembut.
-Fokus pada solusi, bukan kesalahan anak.
“Jika anak menggigit teman, anak diajak untuk meminta maaf dan membantu menenangkan teman yang digigit. Atau jika anak melempar mainan, mainan disimpan sementara, dan dijelaskan alasannya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT