Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Heidi Ganahl, seorang ibu di Colorado, Amerika Serikat, membagikan pengalaman terkait kasus yang menimpa sang anak , Jenna, di laman Facebook.
ADVERTISEMENT
“Butuh waktu seminggu bagi saya untuk menulis ini karena sangat menakutkan, tetapi saya ingin memberitahu teman-teman saya agar anak-anaknya hidup lebih waspada," tulis Heidi di akun Facebook miliknya.
Heidi lalu melanjutkan, Jenna ketika itu pulang dari kemah pertamanya dan ditemui beberapa kutu bersembunyi di kepala Jenna. Ia lalu mengeluarkan kutu, memanggil dokter sambil mengawasi luka gigitan kutu.
Dokter yang memeriksa sempat tak percaya bahwa gigitan kutulah yang jadi penyebabnya, Moms, sebab Jenna tengah mengalami sakit tak biasa. Kondisi Jenna pun semakin memburuk. Bahkan 10 hari setelah kembali dari kemah, kaki Jenna mulai mengalami kelumpuhan.
Dilaporkan CBS Denver, kelumpuhan yang menimpa anak berusia 7 tahun itu diduga akibat digigit seekor kutu langka yang ditemukan bersarang di rambutnya.
ADVERTISEMENT
Heidi segera membawa putrinya ke Rumah Sakit Anak Colorado di Anschutz. Sejumlah dokter melakukan pemeriksaan dan mendiagnosis bahwa Jenna mengalami kelumpuhan kutu. Yaitu penyakit menular yang disebabkan neurotoksin yang diproduksi kelenjar lidah kutu. Ketika kutu melekat pada kepala manusia dalam waktu lama atau beberapa kutu masih tertinggal di sana, maka toksin kutu bisa masuk lewat kulit.
“Itu bisa diungkap karena ada dokumen yang menyatakan kesamaan dengan dua kasus lain dalam beberapa minggu terakhir, dan kasus ini sangat jarang terjadi sehingga dianggap tidak normal karena terjadi 3 kali dalam 3 minggu,” kata Heidi.
Benar saja, Moms, beberapa kutu ternyata masih ada di kepala Jenna lalu langsung dibuang oleh dokter. Setelah semua kutu hilang, kelumpuhan biasanya mereda dalam waktu 24 jam.
"Itu adalah 12 jam yang mengerikan ketika kami menunggu untuk melihat apakah mereka mampu menghilangkan semua kutu yang menghasilkan racun dalam kepala Jenna," tulis Heidi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal NCBI (2017) tentang kelumpuhan kutu di British Columbia, bila kutu tidak terdeteksi atau salah didiagnosis, maka kelumpuhan yang disebabkan kutu dapat menyebabkan kegagalan pernafasan atau bahkan kematian. Tingkat kematiannya dilaporkan 10 hingga 12 persen.
Beruntung, hal itu tidak terjadi pada Jenna, dan gejala-gejala yang menimpanya hilang setelah seluruh kutu dihilangkan. “Dia sekarang baik-baik saja, dan tidak pernah mau lagi pergi ke hutan,” ungkap Heidi, seperti dikutip dari IFL Science.
Aduh, semoga anak-anak kita tidak pernah mengalami hal mengerikan ini ya, Moms.