Nilai UTS Anak Jelek, Orang Tua Harus Bagaimana?

29 September 2018 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock )
ADVERTISEMENT
Sebagian anak telah menyelesaikan Ujian Tengah Semester (UTS). Mulai minggu depan, hasil ujian anak biasanya sudah dibagikan oleh para guru.
ADVERTISEMENT
Jika hasil UTS anak memuaskan, Anda sebagai orang tua pasti turut senang dan bangga. Namun, jika hasil ujian anak jelek atau tidak sesuai harapan, apa yang harusn Anda lakukan?
Jangan langsung memarahi anak jika hasil ujiannya jelek, Moms. Ingat, hasil ujian tidak selamanya menjadi tolak ukur kecerdasan anak.
"Tes dan ujian adalah bentuk penilaian sumatif dan tidak memberikan banyak wawasan tentang bagaimana seorang anak berpikir atau mengapa ia gagal dalam belajar" jelas Dr. Mary Anne Heng, profesor di National Institute of Education (NIE) kepada Young Parents.
Marah atau memberi hukuman ke anak saat nilai UTS nya jelek tak akan menyelesaikan masalah. Hal itu justru bisa membuat anak merasa tertekan . Anak yang tertekan bisa semakin terpuruk. Si kecil bisa saja jadi sering membantah apa yang dikatakan orang tua atau bisa jadi kepercayaan dirinya hilang akibat Anda memarahinya. Ya, alih-alih harapan Anda terwujud, anak malah jadi semakin terpuruk dan kehilangan semangat belajar.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan orang tua saat nilai UTS anak jelek?
Moms, ketika anak mengalami kesulitan, ia tidak butuh kesulitan lain berupa kemarahan Anda. Saat anak sedang berada di posisi sulit, ia justru butuh didengarkan dan dikuatkan agar mampu menghadapinya.
Mengutip laman TemanTakita, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan saat si kecil mendapat nilai jelek saat ujian.
1. Bertanya
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Hindari perkataan atau pertanyaan yang menghakimi anak dan membuat anak enggan bercerita keadaan sebenarnya. Ajukan pertanyaan yang membantu si kecil merefleksikan nilai ujian yang didapatkannya. Contoh: Bagaimana nilaimu? Apa nilai ujianmu sudah sesuai dengan usahamu dan mana nilai ujian yang harus diperbaiki?
2. Dengarkan cerita anak
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
Dengarkan cerita anak sampai selesai. Dengarkan dengan hati, jaga nada suara dan ekspresi wajah Anda. Pahami emosi yang dirasakan oleh anak. Biarkan semua unek-unek yang dirasakan anak bisa ia ceritakan sampai tuntas. Unek-unek yang tertahan hanya akan membuat komunikasi orang tua dan anak jadi tersumbat.
ADVERTISEMENT
3. Refleksikan
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
Ajukan pertanyaan agar anak merefleksikan usaha yang telah ia lakukan untuk menghadapi UTS. Ketika nilai UTS anak jelek, tanyakan apakah nilai itu sesuai harapan dan usahanya. Bila tidak sesuai harapan anak, tanyakan berapa nilai yang sebenarnya bisa dicapai oleh anak pada pelajaran tersebut.
Ajak anak untuk berpikir mengenai perilaku belajar yang perlu diperbaiki agar bisa mendapat nilai yang ia harapkan. Anda bisa juga mendampingi anak untuk membuat perilaku belajar baru di masa mendatang.
4. Bangun komitmen
Ilustrasi anak belajar dan membaca.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar dan membaca. (Foto: Thinkstock)
Bila sudah menemukan perilaku belajar yang perlu dilakukan, ajak diskusi untuk menyusun rencana. Tanyakan pada anak, dukungan apa yang ia butuhkan dari orang tua agar bisa menjalankan rencana tersebut.
Ingat Moms, nilai ujian yang jelek bukanlah akhir dunia. Dengarkan dan terus dukung anak agar semakin semangat belajar. Semangat belajar yang tinggi tentu berpotensi menuai hasil yang lebih baik.
ADVERTISEMENT