Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Merangkak merupakan salah satu tonggak penting dalam perkembangan bayi . Sebab koordinasi antara tangan dan kaki yang digunakan saat merangkak, melatih ia persiapkan otot dan syaraf pada tahap perkembangan lainnya, Moms. Tak cuma itu, merangkak juga membantu perkembangan otaknya, lho.
ADVERTISEMENT
Biasanya, fase tersebut dimulai saat si kecil berusia antara 7 dan 10 bulan. Namun rupanya, tak semua bayi melalui fase ini. Ada bayi dalam kondisi tertentu tidak merangkak, malah bisa langsung berjalan. Normalkah kondisi tersebut?
Jangan buru-buru panik dulu, Moms. Dokter spesialis anak, dr. Farabi el fouz Arafiq. SpA, MKes, mengatakan bayi yang berjalan tanpa proses merangkak itu tidak masalah. Menurutnya, itu masih bisa dikategorikan wajar selama bayi menunjukkan kemajuan anggota geraknya.
"Misalnya dia bisa berdiri dan berjalan, itu tidak ada masalah. Yang masalah adalah bayi tidak merangkak, berdiri, dan berjalan. Nah, itu yang harus dikhawatirkan karena tidak ada kemajuan terhadap anggota gerak besarnya," kata dr. Farabi saat dihubungi kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Lantas mengapa ya, hal tersebut bisa terjadi?
Dokter yang praktek di RSU Bunda Margonda, Depok ini mengatakan, ada banyak hal alasan bayi bisa langsung berjalan tanpa merangkak. Seperti kurangnya latihan merangkak yang didorong orang tua, atau bisa jadi, karena bayi tersebut memiliki otot yang cukup baik sehingga pergerakannya cukup kuat untuk mampu berdiri sendiri.
Yang perlu dipahami orang tua, lanjut dr. Farabi, setiap bayi memiliki kondisi yang berbeda-beda, Moms.
"Semua itu tergantung pada kondisi bayi masing-masing. Lalu soal penyebab mengapa bayi bisa berdiri dan berjalan dengan sendirinya tanpa merangkak, itu sangat subjektif (tergantung pada bayi)," tutupnya.
Dalam kesempatan lain, Annelia Sari Sani, psikolog dari Petak Pintar Center for Learning Problems dan Klinik Psikologi RSAB Harapan Kita Jakarta kepada kumparanMOM mengungkap, mekanisme apa pun yang digunakan bayi ketika bergerak maka memungkinkan ia mengembangkan koordinasi dan keseimbangan. Misalnya, dengan cara berguling, merayap, meluncur dan menyeret perut.
ADVERTISEMENT
Yang terpenting, selama berada dalam pantauan dokter anak maupun bidan, maka Anda tak perlu khawatir, Moms.