Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Melihat anak aktif bergerak rasanya bisa jadi kebahagiaan sendiri bagi orang tua. Sebab, hal itu dapat menjadi tanda bahwa si kecil tumbuh dengan sehat tanpa ada gangguan di dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, beberapa anak yang aktif bergerak terkadang mengalami nyeri di paha, tulang kering, betis, atau belakang lutut. Kondisi ini pun juga sering terjadi pada anak berusia 3-14 tahun, apalagi bila aktif melakukan aktivitas fisik. Mengutip Mom Junction, kondisi nyeri di beberapa bagian tubuh anak ini disebut sebagai nyeri tumbuh.
Kendati demikian, kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan rasa nyeri bisa hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, terkadang anak-anak kerap merasa tidak nyaman, sulit melakukan aktivitas, hingga sulit tidur di malam hari. Lalu, apa penyebabnya, ya?
Penyebab Nyeri Tumbuh pada Anak
Penyebab pasti nyeri tumbuh pada anak sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Namun, para ahli percaya bahwa ada beberapa alasan yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Lelah otot
Melakukan aktivitas fisik berlebihan biasanya dapat menyebabkan kelelahan otot pada beberapa anak. Sebagian besar kondisi ini ditandai dengan nyeri otot pada anak, tapi ada juga yang tidak merasakan sakit sama sekali setelah melakukan aktivitas fisik.
2. Postur tubuh yang kurang tepat
Mempertahankan postur tubuh yang tepat saat berdiri, berjalan, dan duduk sangat penting dilakukan. Jika si kecil tidak melakukannya, hal itu dapat membuat otot-otot tubuh tegang dan menimbulkan rasa sakit. Selain itu, anak yang memiliki bentuk kaki rata dan pernah mengalami benturan di lutut mungkin akan sering mengalami kram atau nyeri otot.
3. Kekurangan vitamin D
ADVERTISEMENT
4. Masalah emosional
Beberapa anak mungkin merasakan sakit atau nyeri otot karena saat sedang merasa cemas dan stres. Bila hal ini sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.