Omicron Melonjak, Kapan Anak Perlu Tes Swab?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, perlu dipahami bahwa gejala terinfeksi virus Corona bisa beragam. Kebanyakan gejalanya memang menyerang sistem saluran pernapasan. Misalnya saja, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan.
Namun, bisa saja anak yang positif COVID-19 mengalami gejala lain, seperti demam, muntah-muntah, atau diare. Sebab, COVID-19 termasuk penyakit infeksi yang sifatnya sistemik. Artinya bisa menyerang berbagai sistem di tubuh.
Lantas, kapan ya anak perlu menjalani tes swab?
Penjelasan soal Kapan Anak Perlu Tes Swab
Saat anak menunjukkan beberapa gejala di atas, memang sebaiknya langsung melakukan tes swab. Namun beberapa anak bisa saja tidak menunjukkan gejala saat terinfeksi virus Corona, Moms.
Sehingga menurut Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA (K), jika anak sempat kontak erat dengan pasien COVID-19m--isalnya teman sekelasnya di sekolah terkonfirmasi positif corona, lebih baik segera melakukan tes swab walaupun si kecil tampak sehat.
ADVERTISEMENT
Sebab, tes swab ini dilakukan untuk memisahkan mana yang sehat dan sakit. Sehingga untuk mencegah penyakit COVID-19 menyebar jadi lebih cepat.
“Jadi salah satu yang orang tua juga harus pahami, tujuan kita untuk melakukan testing ini adalah untuk memisahkan antara si sehat dan si sakit. Jadi ada prinsip, kalau ada penyakit infeksi tuh namanya containment, jadi mencegah jangan sampai dia menyebar jadi lebih cepat, gitu,” jelas dr.Yogi dalam wawancara eksklusif bersama kumparanMOM, Senin (31/1).
Kenapa swab perlu dilakukan bila si kecil melakukan kontak erat dengan pasien positif COVID-19--walaupun ia tidak bergejala?
Menurut dr. Yogi, bisa saja anak yang tadinya tidak bergejala, akhirnya mengalami gejala lebih berat dan perlu dirawat.
ADVERTISEMENT
“Jadi prinsip prinsip itu harus bersedia untuk dilakukan swab pada saat dia bergejala, atau dia ada kontak erat,” jelasnya.
Kemudian, anak memang sebaiknya melakukan tes swab PCR karena positif rate-nya lebih tinggi. Namun antigen juga efektifitasnya di atas 90 persen untuk bisa mendeteksi virus corona. Jadi jika memang ingin tes antigen, boleh-boleh saja, Moms.
Namun jika saat antigen negatif tapi gejala semakin berat, lebih baik konfirmasi menggunakan PCR. Jika seandainya antigen sudah positif dengan situasi transmisi lokal seperti sekarang, mungkin tidak perlu dikonfirmasi.
“Kita sudah bisa masuk ke kriteria diagnosis, yakni minimal dia probable COVID atau bahkan COVID-19 terkonfirmasi,” pungkasnya.