Panduan Keselamatan Keluarga Pasca Tsunami

29 September 2018 20:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keluarga. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Kota Palu, Sulawesi Tengah, lumpuh total pascagempa berkekuatan 7,4 magnitudo dan tsunami, pada Jumat (28/9) sore. Sejumlah bangunan dan fasilitas umum rusak parah akibat diterjang tsunami setinggi 1,5 meter.
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus melakukan evakuasi terhadap korban gempa di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hingga pukul 13.00 siang ini, Sabtu (29/9) jumlah korban meninggal di Palu tercatat sebanyak 384 orang. Sedangkan korban meninggal yang berada di Donggala belum dapat terindentifikasi karena BNPB belum dapat melakukan komunikasi.
Bencana alam yang kerap datang tiba-tiba bukan tanpa sebab. Indonesia terletak di antara 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng Hindia-Australia. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan jenis-jenis bencana geologi lain.
Oleh karena itu, mengetahui cara menghadapi situasi setelah bencana alam terjadi sangat penting, Moms.
ADVERTISEMENT
Menurut Avianto Amri ST, MRes, founder permainan edukasi khusus bencana PREDIKT! (Preparedness for Disaster toolKIT) sekaligus kandidat Doktor dari Macquarie University Australia di bidang Penanggulangan Bencana, ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat menghadapi situasi pasca tsunami bersama keluarga. Apa saja?
1. Pastikan Keselamatan Keluarga Anda
Ilustrasi gempa di rumah.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa di rumah. (Foto: Thinkstock)
Setelah menenangkan diri usai tsunami berlangsung, pastikan keluarga yang ada bersama Anda selamat dan dalam kondisi yang baik-baik saja. Jika kondisi listrik atau sinyal sudah memungkinkan untuk digunakan, Anda bisa menghubungi keluarga inti lainnya untuk memastikan kondisinya pasca tsunami.
"Pada saat tsunami kan listrik mati akses terganggu, telepon juga pasti terganggu. Pastikan diri kita dan keluarga kita aman, dan jauh dari bencana susulan," kata Avianto kepada kumparanMOM, Sabtu (29/9).
ADVERTISEMENT
Jika di dalam keluarga Anda ada ibu hamil, sebisa mungkin pastikan ia tenang dan tidak stres. Stres pada ibu hamil bisa membahayakan kondisi janin. Pastikan pula setiap pergerakan yang dilakukan ibu hamil mendapat pengawasan dari anggota keluarga.
2. Jangan Panik Berlebihan
Ilustrasi balita tidak mau ditinggal (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita tidak mau ditinggal (Foto: Thinkstock )
Panik saat tsunami terjadi adalah hal yang wajar, Moms. Namun, jangan berlebihan. Anak-anak biasanya mengikuti sikap orang tuanya. Jadi, jika Anda panik, maka anak bisa saja lebih panik dan takut dari Anda.
Sebisa mungkin tenangkan anak-anak. Ajak mereka bicara dan beri pengertian tentang apa yang terjadi dengan bahasa yang mudah mereka mengerti. Jelaskan apa itu tsunami dan apa yang harus anak lakukan bila tsunami terjadi lagi baik saat sedang bersama maupun tidak bersama Anda.
ADVERTISEMENT
Untuk mengusir rasa takut, yakinkan anak bahwa Anda akan selalu menjaganya. Tapi tak perlu memaksa anak bicara bila mereka tampak masih takut atau bingung, Moms. Jangan lupa, berilah anak pelukan. Kadang-kadang inilah yang lebih mereka butuhkan dari Anda untuk dapat merasa tenang dan aman.
3. Pastikan Anda dan Keluarga Berada di Tempat Aman
Rencana penanggulangan bencana.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Rencana penanggulangan bencana. (Foto: Thinkstock)
Jangan terburu-buru kembali ke tempat tinggal Anda jika kondisi belum dipastikan aman. Bertahanlah di tempat berkumpul darurat yang sudah ditentukan bila memang masih diperlukan.
Jika Anda terpaksa harus mendatangi rumah Anda, pastikan untuk selalu berhati-hati. Pastikan Anda menggunakan sarung tangan, sepatu boots, dan celana panjang, karena akan ada banyak benda tajam yang mungkin saja melukai Anda.
ADVERTISEMENT
"Selalu koordinasi dengan pihak berwenang apakah aman kembali atau enggak. Pada saat kembali itu harus hati-hato. Kita harus ingat wilayahnya itu terkena air laut, pasti banyak puing-puing. Ada risiko terluka, infeksi tetanus, dan penyakit lainnya tinggi. Jadi, kalau ingin kembali melihat situasi rumah coba pastikan kita hati-hati," jelas Avianto.
4. Pastikan Anda Mengetahui Posko Pengungsian Terdekat
Posko Pengungsian Desa Ulakan, Gunung Agung (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Posko Pengungsian Desa Ulakan, Gunung Agung (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Setelah tsunami berlangsung, cobalah untuk mencari posko pengungsian terdekat. Pada posko pengungsian, Anda bisa mendapatkan layanan kesehatan, layanan tanggap darurat, serta layanan tanggap darurat.
Selain empat hal di atas, masih ada beberapa tips menghadapi bencana tsunami yang bisa Anda lakukan bersama keluarga. PREDIKT! merangkumnya dalam infografis di bawah ini:
Tindakan saat menghadapi tsunami. (Foto: Predikt)
zoom-in-whitePerbesar
Tindakan saat menghadapi tsunami. (Foto: Predikt)
ADVERTISEMENT