news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Parenting Islami: Bolehkah Orang Tua Ucapkan 'Jangan' ke Anak?

9 Oktober 2020 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bolehkah Orang Tua Ucapkan 'Jangan' ke Anak?  Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Bolehkah Orang Tua Ucapkan 'Jangan' ke Anak? Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Banyak ahli menyarankan agar orang tua sebisa mungkin menghindari kata 'jangan' saat berbicara pada anak. Hal ini karena kata tersebut mengandung makna yang negatif. Sehingga, orang tua diimbau untuk mengganti kata 'jangan' dengan kata-kata yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana pandangan Islam soal penggunaan kata 'jangan'? Apakah hal ini diperbolehkan atau tidak, ya?
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Thinkstock

Kata Ustazah soal Penggunaan Kata 'Jangan' pada Anak

Menurut Dr. Mauidlotun Nisa, Lc., S.Pd.I., M.Hum atau akrab disapa Ustazah Nisa, penggunaan kata 'jangan' boleh-boleh saja digunakan oleh orang tua. Bahkan, di dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang berisi nasihat kepada anak dengan kata 'jangan'.
"Dari psikologi banyak yang berpandangan seperti itu (kata 'jangan' dilarang diucapkan). Tapi, bukan berarti tidak boleh kan dalam situasi yang prinsip sekali," ujarnya kepada kumparanMOM pada Kamis (8/10).
Adapun Surat Luqman ayat 13 menjadi salah satu ayat yang mengandung kata 'jangan'. Isinya adalah sebagai berikut:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
ADVERTISEMENT
(Wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya'iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, innasy-syirka laẓulmun 'aẓīm).
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman:13).
Ilustrasi anak dan ibunya. Foto: Shutterstock
Kendati demikian, Ustazah Nisa pun tak memungkiri bahwa penggunaan kata 'jangan' ini sebaiknya jangan terlalu sering diucapkan di depan anak. Sebab, jika Anda mengucapkan kata tersebut di depan anak, mungkin saja si kecil akan penasaran kenapa dirinya dilarang. Misalnya, saat Anda mengatakan ke anak "Jangan menonton TV terlalu dekar!", anak biasanya justru semakin penasaran kenapa ia tidak boleh nonton TV dekat-dekat, sehingga ia akan tetap mengulanginya berkali-kali. Ya Moms, dalam kondisi seperti itu, Anda bisa mengganti kata 'jangan' dengan, "Kakak, nonton TV-nya agak mundur, yuk. Supaya matanya sehat."
ADVERTISEMENT
Namun, dalam konteks tauhid dan imam serta kasus tertentu, masih kata ustazah yang juga menjabat sebagai Direktur Rumah Quran dan Bahasa Al-Mujtaba itu, justru kata 'jangan' menjadi bukti bahwa hal yang dilarang itu penting dan bahaya jika dilakukan. Misalnya saja, anak kecil tak boleh memegang benda tajam seperti gunting atau pisau.
Ilustrasi ibu dan anak muslim. Foto: Shutterstock/Asada Nami

Meminimalisir Penggunaan Kata 'Jangan' dengan Kata-kata yang Positif

Dalam kasus sehari-hari, Ustazah Nisa pun tetap menyarankan agar orang tua bisa meminimalisir atau tak perlu menggunakan kata 'jangan'. Menurutnya, gunakanlah kata-kata positif yang membuat anak menjadi pribadi yang lebih kreatif dan melihat semua dari hal-hal baik, termasuk dalam memaknai ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran.
"Kalau bisa memang tidak perlulah pakai kata 'jangan', gunakan kalimat positif saja. Tapi dalam kondisi atau situasi tertentu, terutama untuk hal prinsip dan tidak ada kata lain yang bisa mengganti kata 'jangan', maka diperbolehkan," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, gunakanlah kata 'jangan' pada anak dengan bijak ya, Moms. Bila tak ada alternatif atau pilihan kata yang tepat, sebaiknya kata tersebut dapat Anda ucapkan dengan intonasi yang tepat. Sehingga, makna ucapan tersebut dapat diresapi anak dengan baik.