Parenting Islami: Bolehkah Suami Memilih Jadi Ayah Rumah Tangga

22 Februari 2019 15:58 WIB
clock
Diperbarui 3 April 2019 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ayah mengurus anak di rumah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ayah mengurus anak di rumah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Baik dalam pandangan agama maupun budaya, pria sering kali diberi peran sebagai pencari nafkah dalam rumah tangga. Namun, seiring bergesernya gaya hidup bermasyarakat, kini tak sedikit pria yang mengambil tugas sebagai ayah rumah tangga, sementara istrinya bekerja di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Ayah rumah tangga yang dimaksud adalah suami yang mengerjakan tugas rumah tangga dan mengurus anak alih-alih bekerja di kantor. Sebagai gantinya, istri yang mencari uang demi memenuhi kebutuhan.
Pembagian peran tersebut kerap kali memancing perdebatan. Sebab ayah rumah tangga dianggap tak lumrah atau bahkan dipandang lemah. Namun bagaimana Islam memandang ayah rumah tangga?
Ilustrasi suami bersih-bersih rumah Foto: Thinkstock
Dalam Al-Quran dijelaskan dalam beberapa ayat tentang kewajiban suami dalam rumah tangga. Misalnya dalam surat Al-Baqarah ayat 233 berikut:
وَ عَلَی الۡمَوۡلُوۡدِ لَہٗ رِزۡقُہُنَّ وَ کِسۡوَتُہُنَّ بِالۡمَعۡرُوۡفِ ؕ لَا تُکَلَّفُ نَفۡسٌ اِلَّا وُسۡعَہَا
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Demikian pula disampaikan pada At-Thalaq ayat 7 berikut:
ADVERTISEMENT
لِیُنۡفِقۡ ذُوۡ سَعَۃٍ مِّنۡ سَعَتِہٖ ؕ وَ مَنۡ قُدِرَ عَلَیۡہِ رِزۡقُہٗ فَلۡیُنۡفِقۡ مِمَّاۤ اٰتٰىہُ اللّٰہُ ؕ لَا یُکَلِّفُ اللّٰہُ نَفۡسًا اِلَّا مَاۤ اٰتٰىہَا ؕ سَیَجۡعَلُ اللّٰہُ بَعۡدَ عُسۡرٍ یُّسۡرًا
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Ilustrasi ayah rumah tangga bersama anaknya Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Kedua ayat itu sama-sama menyatakan tentang perintah memberi nafkah pada istri berdasarkan kemampuan dan rezeki yang diberikan Allah. Nah apakah artinya pria yang menjadi ayah rumah tangga tidak memberi nafkah kepada istrinya?
Dalam video yang diunggah di YouTube oleh kanal “Semua Murid Semua Guru”, Ustadz Quraish Shihab membenarkan bahwa tugas pokok suami adalah mencari nafkah sedangkan tugas istri adalah membantu suami dalam mendidik anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Fokusnya ke sana. Tapi dalam perkembangan hidup bermasyarakat, sejak zaman Nabi pun, ada sahabat-sahabat beliau yang tidak mampu memenuhi semua kewajiban keluarga sehingga istri ikut bekerja,” papar Ustadz Quraish.
Ilustrasi kesepakatan suami istri. Foto: Shutterstock
Pembagian tugas seperti itu boleh saja, sebab prinsip dalam kehidupan berumah tangga adalah kerja sama antara suami dan istri. Artinya boleh saja suami menjadi ayah rumah tangga dan istri bekerja asal sesuai kesepakatan bersama.
“Saya hanya ingin menggarisbawahi bahwa jangan sampai apa yang dipilih oleh istri atau suami merebut hak suami atau hak istri. Jadi berundinglah mana baiknya untuk kehidupan bersama,” tambah Ustadz Quraish.
Nah Moms, mengambil peran sebagai ayah rumah tangga bukan berarti suami Anda lemah. Memang kondisi itu belum lumrah sehingga Anda dan suami harus siap mendengar pendapat miring dari orang-orang sekitar. Namun kembali lagi, jika Anda dan suami sudah sepakat, dan sama-sama nyaman dengan kondisi itu, jalani saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT