Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Peneliti Temukan Mikroplastik dalam ASI, Perlukah Khawatir?
22 Oktober 2022 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ASI selama ini dikenal punya beragam nutrisi terbaik bagi bayi, terutama di 6 bulan pertama usianya. Setelah itu, pemberian ASI juga disarankan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih dengan disertai MPASI bergizi. Namun, beberapa waktu lalu, sebuah penelitian justru menemukan mikroplastik yang terdeteksi dalam ASI untuk pertama kalinya. Kok bisa?
ADVERTISEMENT
Mikroplastik adalah salah satu masalah terbesar pada isu pencemaran lingkungan. Seperti namanya, mikroplastik berasal dari kata “mikro” dan “plastik”. Secara sederhana, mikroplastik adalah sampah plastik kecil dengan ukuran kurang dari 5 milimeter yang mencemari lingkungan hingga sumber air.
Nah Moms, penelitian terkait penemuan mikroplastik dalam ASI dipublikasikan dalam sebuah jurnal Polymers yang mengambil sampel ASI dari 34 ibu dengan kondisi sehat di Roma, Italia. Dilansir The Guardian, ASI tersebut diambil sepekan setelah para ibu melahirkan. Hasilnya, mikroplastik terdeteksi pada 26 dari 34 sampel ASI, atau sekitar 76 persen!
“Bukti keberadaan mikroplastik dalam ASI meningkatkan kepedulian kami terhadap populasi bayi yang sangat rentan,” jelas salah satu penulis studi, Valentina Notarstefano, PhD, di Universita Politecnica della Marche, Italia, seperti dikutip dari WebMD.
ADVERTISEMENT
Mikroplastik dalam ASI, Apakah Dipengaruhi Makanan?
Para peneliti mencatat seberapa banyak makanan dan minuman yang menggunakan plastik dan dikonsumsi oleh para ibu. Begitu juga penggunaan produk kebersihan pribadi yang berbahan plastik. Tetapi, mereka tidak menemukan korelasi tentang keberadaan mikroplastik dalam ASI. Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa keberadaan mikroplastik telah tersebar luas di lingkungan sekitar kita, Moms.
Mikroplastik yang ditemukan peneliti itu sendiri terdiri dari polietilen, polivinil klorida, dan polipropilen. Ketiga bahan ini umum ditemukan dalam kemasan plastik. Namun, tim peneliti sejauh ini tidak dapat menganalisis partikel yang lebih kecil dari 2 mikron dan partikel plastik yang lebih kecil untuk kemungkinan bisa berada di dalam ASI. Sampel ASI yang dikumpulkan pun tanpa menggunakan plastik dan terus dikontrol untuk menyingkirkan kontaminasi.
ADVERTISEMENT
Disarankan Tetap Berikan ASI
Meski begitu jangan khawatir, Moms. Peneliti mengingatkan bahwa menyusui masih tetap boleh dilakukan, karena manfaatnya yang jauh lebih besar ketimbang potensi bahaya yang disebabkan oleh mikroplastik.
Notarstefano juga menekankan penelitian yang dilakukan pihaknya tidak berarti harus mengurangi pemberian ASI, tetapi mendorong pihak-pihak terkait untuk mengurangi polusi lingkungan. Apalagi, dibutuhkan penelitian lebih besar untuk memastikan hasil temuan mereka. Meski tak dipungkiri, peneliti juga mengkhawatirkan potensi efek kesehatannya karena bayi masih sangat rentan terhadap kontaminan kimia.
"Akan sangat penting untuk menilai cara mengurangi paparan kontaminan ini selama kehamilan dan menyusui. Tetapi harus ditekankan bahwa manfaat menyusui jauh lebih besar daripada kerugian yang disebabkan oleh mikroplastik yang mencemari,” jelas Notarstefano.
ADVERTISEMENT
Agar lebih aman, Notarstefano memberikan sejumlah saran yang bisa dilakukan para wanita untuk menghindari masuknya mikroplastik ke dalam tubuh mereka, khususnya bagi yang sedang hamil.
“Kami menyarankan wanita hamil untuk lebih memperhatikan, menghindari makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik, kosmetik dan pasta gigi yang mengandung mikroplastik, dan pakaian yang terbuat dari kain sintetis," tutup Notarstefano.
Studi temuan mikroplastik dalam tubuh makhluk hidup bukanlah yang pertama kali dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan efek berbahaya mikroplastik pada garis sel manusia, hewan laboratorium, dan satwa liar laut. Namun, hingga kini dampaknya terhadap manusia masih belum diketahui lebih lanjut.
Tim peneliti di Italia pada tahun 2020 bahkan telah mengidentifikasi mikroplastik dalam plasenta ibu. Selain itu, sebelumnya para ilmuwan juga sempat menemukan mikroplastik dalam darah manusia, susu sapi, dan botol polipropilen yang sering digunakan untuk memberi susu pada bayi.
ADVERTISEMENT