Penerimaan Vaksin Menurun, Ancam Kesehatan Jutaan Anak di Dunia
25 Juni 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitPenerimaan Vaksin Menurun, Ancam Kesehatan Jutaan Anak di Dunia
Studi global terbaru mengungkap vaksinasi pada jutaan anak di dunia mengalami kemunduran dalam dua dekade terakhir.kumparanMOM



ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, situasinya pun kian memburuk akibat pandemi COVID-19 yang menyebabkan jutaan anak tidak terlindungi dari penyakit seperti campak, tuberkulosis, dan polio.
Perlu diketahui, sejak tahun 1974, lebih dari empat miliar anak telah divaksinasi, dan bisa mencegah sekitar 150 juta kematian di seluruh dunia. Dan hampir setengah abad hingga 2023, para peneliti menyebut cakupan vaksinasi telah meningkat dua kali lipat. Yang artinya, program vaksinasi anak secara global dianggap sukses.
Di tengah kesuksesan tersebut ternyata kemajuan cakupan vaksin di beberapa negara justru terhenti, tepatnya sejak 2010.
Para peneliti menyerukan upaya bersama untuk menyediakan akses layanan yang lebih baik dan setara terhadap vaksin. Pakar kesehatan anak turut memperingatkan bahwa pemotongan anggaran bantuan internasional yang mendanai program vaksinasi, dikombinasikan dengan skeptisisme terhadap vaksin, telah menciptakan 'badai yang sempurna'.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet menyebut vaksinasi campak telah menurun di hampir 100 negara. Pandemi COVID-19 ikut memperburuk keadaan, karena terganggunya program vaksinasi selama karantina.
Pada tahun 2023, terdapat hampir 16 juta anak yang belum mendapatkan vaksinasi selama masa kanak-kanak. Yang sebagian besar berada di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan.
Penulis studi, Dr Jonathan Mosser, dari Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington, mengatakan masih banyak anak yang tidak lengkap atau bahkan tidak divaksinasi sama sekali.
"Vaksinasi rutin pada anak merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling ampuh dan hemat biaya yang tersedia. Namun ketimpangan global yang terus berlanjut, tantangan dari pandemi COVID, dan berkembangnya misinformasi serta keraguan terhadap vaksin, semuanya berkontribusi terhadap terhambatnya kemajuan imunisasi," ungkap Dr Mosser.
ADVERTISEMENT
Dr Mosser mengatakan, akibatnya saat ini terdapat peningkatan risiko wabah penyakit seperti campak, polio, dan difteri. Padahal, semua anak harus mendapat manfaat dari imunisasi, Moms.
Penurunan Cakupan Vaksinasi Juga Menurun di Negara Maju
Penelitian sebelumnya mengungkap terdapat perbedaan dari penerimaan vaksinasi di negara kaya dan negara berpenghasilan rendah. Namun, kini penulis laporan memperingatkan tingkat vaksinasi juga mengalami penurunan di Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara maju atau berpendapatan tinggi lainnya.
"Lebih banyak anak akan dirawat di rumah sakit, mengalami masalah kesehatan permanen, dan bahkan meninggal akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah sepenuhnya jika tren ini [penurunan cakupan vaksinasi] tidak diubah. Sayangnya, pemotongan dana kesehatan global membuat situasi akan semakin memburuk," tutur Prof Pollard.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dr David Elliman dari University College London, membeberkan beragam faktor yang berkontribusi terhadap situasi saat ini. Misalnya, dunia saat ini banyak negara yang terpecah belah akibat kerusuhan sipil dan perang. Belum lagi adanya pemotongan bantuan luar negeri secara drastis dari negara-negara kaya seperti AS dan Inggris, sehingga menyulitkan mereka menyalurkan bantuan vaksin ke banyak populasi.
Sehingga, para peneliti menyarankan semua negara untuk memperkuat sistem perawatan kesehatan primer dan memerangi misinformasi seputar vaksin. Sehingga, mencegah orang tua terpapar hoaks seputar vaksin agar tidak ragu membawa anak-anaknya imunisasi.