Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penis Anak Anda Sangat Kecil? Waspada, Mungkin Ia Mengalami Mikropenis
24 April 2018 11:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Sejak bayi baru dilahirkan, Anda tentu kerap mengamati setiap bagian tubuhnya yang serba mungil dan menggemaskan. Mata mungil, hidung mungil, jari-jari jemari kecil, hingga penisnya.
ADVERTISEMENT
Tapi pernahkah Anda berpikir apakah penis bayi memang sekecil itu? Bagaimana bila ternyata penis bayi Anda lebih kecil dari ukuran normal penis bayi pada umumnya? Jangan-jangan, bayi Anda mengalami mikropenis atau ukuran penis yang sangat kecil dari ukuran normal?
Tentu saja, Anda tidak bisa memeriksa semua penis bayi lain. Paling jauh, Anda mungkin dapat membandingkannya dengan bayi laki-laki kerabat Anda. Itupun, kalau orang tuanya tidak berkeberatan ya, Moms. Jangan sampai karena rasa penasaran, Anda dan saudara atau teman malah jadi bersitegang.
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , sebenarnya, ada langkah medis untuk menentukan penis anak benar-benar berukuran kecil atau tidak. Caranya dengan mengukur penis menggunakan teknik khusus.
ADVERTISEMENT
Teknik ini akan mengukur penis yang tertarik maksimal (stretched penile length) dengan menggunakan menggunakan caliper atau penggaris. Panjang penis harus diukur dalam keadaan teregang dan tidak dalam kondisi lemas. Bagian ujung penis dipegang dengan ibu jari dan telunjuk, ditarik, dan pengukuran dilakukan dari dasar penis atau area pubis.
Hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan ukuran panjang penis secara statistik menurut usia anak. Bila hasil pengukuran penis anak di bawah -2,5 standar deviasi maka panjang penis anak tersebut termasuk dalam mikropenis.
Namun bila panjang penis berada di antara -2,5 standar deviasi dan ukuran normal sesuai usianya, maka penis masih termasuk dalam penis kecil (small penis).
Tidak hanya itu, sebenarnya bentuk kelamin anak juga perlu diperhatikan dan diperiksa. Misalnya apakah bentuk penis bengkok, apakah kulit penis seperti bersayap, di mana letak lubang kencing, bagaimana bentuk kantong skrotum hingga apakah kedua buah zakar berada pada kantong skrotum?
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan teliti ini diperlukan untuk membedakan mikropenis dengan kondisi lainnya yang lebih kompleks, ataukah kondisi lain seperti penis tenggelam (buried penis) yang seringkali tidak memerlukan terapi hormonal.
Dokter juga akan memperhatikan berbagai kondisi yang dapat menyebabkan mikropenis meskipun sebagian besar mikropenis sederhana (tanpa kelainan bentuk kelamin lain) tidak diketahui penyebabnya atau disebut juga mikropenis idiopatik.
Misalnya kemungkinan terjadinya penurunan produksi hormon androgen (testosteron) pranatal, testis (buah zakar) yang tidak berkembang dengan baik, gangguan produksi hormon testosteron atau gangguan pada reseptor testosteron.
Mikropenis juga dapat saja merupakan bagian dari suatu sindrom atau kondisi yang lebih kompleks, seperti Sindrom Kallman, Sindrom Klinefelter, atau gangguan perkembangan jenis kelamin. Pada kondisi ini biasanya akan ditemukan manifestasi klinis lain yang menyertai, seperti kelamin ganda, testis tidak turun, hipospadia, pembesaran payudara, atau gangguan penciuman.
Lantas bagaimana mengobatinya? Diskusikanlah dengan dokter, Moms. Karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak semua penis yang berukuran kecil membutuhkan terapi atau pengobatan. Anda dapat membuat janji dengan dokter spesialis endokrinologi anak, terutama pada kasus mikropenis yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Umumnya, pengobatan mikropenis sederhana dilakukan dengan memberikan hormon testosteron. Pemberian hormon ini menyebabkan pertumbuhan penis sehingga dapat mencapai pertumbuhan normal pada masa remaja. Tentu saja, pemberian hormon ini harus benar-benar diperhitungkan agar sesuai dengan kondisi anak dari hasil pemeriksaan dokter.
Selain mikropenis, gangguan lain yang mungkin terjadi pada anak adalah hispospadia atau ketidaknormalan pada saluran kemih di mana letak lubang uretra atau lubang kencing tidak terletak di ujung penis dan kriptokismus atau testis yang tidak turun salah satunya sehingga tampak hanya seperti memiliki 1 testis.
Bagaimana cara mengetahuinya? Selalu perhatikan seksama agar dapat segera membawa anak ke dokter bila ada hal yang mencurigakan. Yang tak kalah penting, jaga selalu kebersihan kelamin bayi laki-laki Anda, Moms. Anda dapat membaca cara membersihkan kelamin bayi laki-laki Anda di sini.
ADVERTISEMENT