Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Saat anak balita sudah memasuki usia 2 tahun, orang tua biasanya sudah bisa mengajarkan si kecil toilet training. Dengan begitu, anak balita tahu kapan harus pergi ke toilet dan membiasakannya tidak memakai popok lagi.
ADVERTISEMENT
Namun walaupun sudah diajari, anak kerap kali kesulitan untuk menghentikan kebiasaan buang air besar (BAB) di celana. Lantas, apa penyebabnya ya? Menurut Dokter spesialis anak, dr. Farabi el fouz Arafiq. SpA, MKes, berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan anak sering BAB di celana.
1. Diare
Diare adalah penyebab utama yang paling sering terjadi bila anak terlalu sering BAB di celana. dr. Farabi mengatakan berdasarkan definisi di buku Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kalau anak masih BAB sehari sebanyak 4 kali, itu tidak ada masalah. Tapi yang jadi masalah bila frekuensinya menjadi lebih dari itu.
"Anak yang sering BAB lebih banyak dari frekuensi biasanya atau lebih dari 4 kali, BAB-nya cair, itu bisa dikatakan diare. Dan ia harus segera diobati karena dokter harus mencari tahun penyebab diarenya apa," kata dr. Farabi saat dihubungi kumparanMOM, Kamis (26/7).
ADVERTISEMENT
2. Kurang Diajari Toilet Training
Ketika anak balita berumur 3 tahun, orang tua sudah wajib mengajari anaknya untuk melakukan toilet training. Supaya anak lebih terbiasa untuk merasakan keinginan buang air kecil atau buang air besar. Namun sayangnya, masih banyak orang tua yang belum memahami pentingnya toilet training dan mengandalkan popok.
"Apabila anak sudah berumur 3 tahun, sebaiknya sudah mulai diajari toilet training, supaya ketika anak merasakan ingin BAB, otomatis ia akan memberitahu ibunya, jadi ibunya bisa mengantarkan anak ke toilet. Tapi kadang-kadang, memang 1-2 kali masih bablas (BAB di celana). Selama tidak ada masalah, nanti lama kelamaan dia bisa mengerti sendiri dan makin baik lagi," ujarnya.
3. Pemakaian Popok yang Berlebihan
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, beberapa orang tua masih mengandalkan popok untuk anak balitanya bisa buang air kecil dan buang air besar. Padahal itu bukanlah sesuatu yang baik.
Dokter yang praktik di RSU Bunda Margonda, Depok ini juga mengatakan, fenomena anak yang sudah besar dan keseringan BAB di celana ini dikarenakan ibunya terlalu sering memakaikan popok dan tidak diajari toilet training.
"Akhirnya anaknya tidak memiliki dorongan untuk memberitahu ibunya kalau dia merasa kebelet pipis atau kebelet BAB," kata dr. Farabi.
4. Enkopresis
Tak hanya masalah kesehatan pencernaan atau kebiasaan toilet training yang jadi penyebab anak balita sering BAB di celana. Penyebab lainnya bisa jadi karena penyakit seperti enkopresis.
ADVERTISEMENT
dr. Farabi mengatakan enkopresis ini terjadi karena adanya masalah pendamping, seperti konstipasi atau susah BAB, perubahan emosi, stres, perubahan lingkungan keluarga, sekolah, serta perubahan toilet training.
"Nah saat dia kondisi merasa mules itu sering diabaikan, sehingga menjadi bahaya. Kalau ada BAB menunggu full baru mau keluar, tentu saja kalau ada cairan yang cukup banyak di ususnya, bisa bocor sebagian keluar," paparnya.
dr. Farabi menyarankan, apabila anak balita sudah lebih dari 3 tahun, tidak ada salahnya saat imunisasi, Anda langsung melaporkan kondisi yang tak biasa itu kepada dokter anak. Sebab setiap anak memiliki kondisi yang beda-beda, sehingga perlu ditanyakan agar lebih jelas, Moms.