6 Masalah Kesehatan yang Umum Dialami Bayi dan Balita

23 Desember 2019 10:18 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita sakit tenggorokan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita sakit tenggorokan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang tua mungkin merasa cemas jika mendapati bayi atau anak balitanya sakit. Apalagi bayi belum bisa mengungkapkan apa yang dirasa ketika ia sakit. Sehingga ia biasanya akan memberikan tanda seperti rewel, muntah, lemas, tidak mau menyusu, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk anak balita, meski beberapa di antara mereka sudah dapat mengungkapkan apa yang dirasa, tapi Anda juga perlu mengenali tanda-tandanya, Moms. Sebab, jika masalah kesehatan umum tidak ditangani dengan segera, bisa jadi berakibat fatal.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, Dr. dr. Taufik Jamaan, SpOG dalam bukunya berjudul 'Amazing Moms & Baby: Guide to Pregnancy & Healthy Baby' memberikan penjelasan tentang 6 masalah kesehatan umum yang dialami bayi dan anak balita. Berikut ulasannya.
1. Demam
Ilustrasi bayi demam menangis Foto: Shutterstock
Suhu tubuh bayi pada umumnya berkisar antara 36,5-37,5 derajat celsius. Sebenarnya, suhu hangat sendiri diperlukan tubuh bayi untuk membasmi kuman penyebab penyakit, lho, Moms. Jika Anda melihat bayi Anda hangat, itu tandanya tubuhnya sedang bereaksi untuk melawan penyakit atau infeksi.
ADVERTISEMENT
Namun, jika Anda merasa bahwa bayi Anda demam, cobalah periksa suhu tubuhnya tiap 4 jam sekali. Untuk mencegah suhu tubuhnya semakin meningkat, Anda pun dapat melakukan beberapa hal di bawah ini, seperti:
-Cobalah untuk menjaga ruangan tetap sejuk dan memakaikan bayi pakaian yang tipis agar si kecil merasa nyaman.
-Berikan ASI lebih sering untuk mencegah dehidrasi pada bayi.
-Kompres bayi dengan air hangat
-Yang terpenting, sediakan obat penurun panas bayi di rumah. Namun, obat demam ini biasanya hanya boleh digunakan jika suhu tubuh bayi mencapai 38 derajat celsius.
Jika kondisi ini tidak berangsur membaik selama 3 hari atau bayi menunjukkan gejala sakit yang serius, segera hubungi dokter untuk dapat tindakan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
2. Kejang demam
Kondisi ini biasanya dipicu demam tinggi atau demam yang tidak tinggi tetapi ada kenaikan suhu yang tiba-tiba semakin meningkat. Gejalanya pun dapat dilihat dari gerakan-gerakan seperti hentakan di seluruh tangan dan kaki dalam waktu singkat. Umumnya, hal ini terjadi pada usia 6 bulan - 5 tahun.
Saat Anda mengetahui bahwa anak kejang demam, jangan panik, Moms. Biasanya hal ini terjadi selama kurang lebih 2 menit. Anda pun dapat letakkan si kecil di tempat yang aman dengan posisi tubuh miring atau tengkurap untuk menghindari tersedak dan longgarkan pakaiannya. Kemudian, berikan obat penurun panas setelah anak sadar. Namun, jika kondisi ini terjadi berulang kali dan berangsur lebih dari 5 menit, Anda dapat segera hubungi dokter.
ADVERTISEMENT
3. Batuk
bayi batuk Foto: Shutterstock
Ketika bayi batuk, sebenarnya ia sedang membersihkan saluran pernapasannya dari benda asing atau iritan yang masuk. Batuk sendiri sering dialami bayi dan anak balita akibat infeksi virus, bakteri, asma, radang paru-paru, atau alergi.
Saat anak Anda batuk, sebaiknya berikan cairan yang cukup untuk melegakan tenggorokan dan memudahkan lendir keluar. Bersihkan rumah dari debu, kotoran, atau pemicu batuk lainnya. Jika batuk yang dialami tak kunjung sembuh selama lebih dari seminggu atau anak mengalami demam tanpa sesak napas, segera bawa anak Anda ke dokter.
4. Flu
Selain batuk, ini adalah masalah kesehatan yang kerap dialami bayi dan anak balita. Hingga anak berusia 2 tahun bahkan, biasanya ia mengalami 8-10 kali flu dalam setahun. Gejala ini biasanya ditandai dengan bersin, batuk, demam, atau tanpa demam, nafsu makan menurun, dan sakit saat menelan.
ADVERTISEMENT
Biasanya, flu akan sembuh sendiri tanpa pengobatan apalagi antibiotik. Yang terpenting, bayi atau anak balita Anda cukup istirahat, banyak minum, dan Anda dapat membantunya untuk mengurangi lendir dengan pipet hidung sebelum makan atau minum.
Anda pun dapat memberikan obat jika bayi berusia kurang dari 6 bulan suhu tubuhnya mencapai lebih dari 38 derajat Celcius. Sedangkan untuk bayi berusia 6-12 bulan jika suhu tubuhnya mencapai lebih dari 38,3 derajat Celcius.
5. Diare
bayi menangis Foto: Shutterstock
Saat anak diare, biasanya ia akan buang air besar (BAB) lebih cair dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. Hal ini juga disertai oleh muntah, demam, dan nafsu makan berkurang. Diare yang berlangsung selama 2-7 hari tanpa pendarahan sebagian besar disebabkan oleh virus dan bisa sembuh dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Anda perlu waspada jika bayi dan anak balita diare kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah banyak. Maka dari itu, Anda pun dapat memberikan oralit sebanyak 50-100 ml untuk anak berusia kurang dari 2 tahun. Jika anak tak suka oralit, berikan kuah sayur bening atau sup. Jika bayi masih menyusui, sebaiknya ASI tetap diberikan dalam jumlah lebih banyak.
Hentikan memberikan makanan padat saat bayi muntah. Bawa segera anak Anda ke dokter jika diare tak kunjung sembuh dan ditemukan dua tanda dehidrasi seperti mulut dan bibir kering, mata cekung, bayi tampak lemah, rewel, dan selalu merasa haus, air kencing sedikit dan berwarna gelap.
6. Ruam popok
Ruam popok biasanya terjadi karena adanya iritasi kulit di area bokong atau bagian tertutup popok. Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna kulit bayi menjadi merah dan muncul bintik-bintik kecil. Jika hal ini Anda biarkan, hal ini dapat menimbulkan lecet atau luka. Penyebab ruam popok sendiri dapat terjadi karena Anda tidak mengganti popok bayi dengan segera mungkin saat kondisi popok sudah penuh atau basah.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Moms, Anda dianjurkan untuk menjaga kebersihan kulit bayi Anda. Usahakan untuk menggantikan popok bayi setiap 3 jam sekali dan atau segera setelah si kecil buang air besar.