Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Penyebab Anak Suka Gigit Baju, Salah Satunya Jadi Tanda Kekurangan Nutrisi
4 April 2025 17:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, apabila kebiasaan ini berlanjut ketika usianya sudah balita atau bahkan masuk usia sekolah, apakah normal?
Saat usianya sudah semakin bertambah, beberapa anak mungkin masih berusaha merangsang mulut dan rahangnya, salah satunya dengan baju.
"Anak-anak yang mempunyai kebiasaan menggigit kerah bisa jadi salah satu cara mereka meredakan kecemasannya," kata dokter spesialis anak, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, kepada kumparanMOM.
Di sisi lain, kebiasaan ini juga rupanya umum dilakukan pada anak-anak dengan gangguan perilaku, misalnya anak dengan disabilitas intelektual hingga autisme.
Anak dengan Gangguan Pica karena Kekurangan Mikronutrien
Atau alasan lainnya adalah anak yang mengalami gangguan pica, atau kondisi seorang anak memiliki keinginan kuat untuk memakan atau mengunyah benda yang bukan makanan, seperti tanah, kertas, sabun, kapur, es batu, kain, atau benda lainnya yang tidak memiliki nilai gizi.
ADVERTISEMENT
"Namun, anak dengan gangguan perilaku makan pica pada umumnya tidak menolak mengonsumsi makanan biasa," ujar dia.
Meski begitu, dr. Reza mengingatkan anak berusia di bawah 2 tahun yang masih suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya tidak bisa dibilang mengalami gangguan pica. Sebab, di umur tersebut, anak sedang banyak-banyaknya bereksplorasi dengan sekelilingnya.
"Dan biasanya, penyebab tersering pica adalah gangguan mikronutrien, yakni anemia defisiensi besi dan/atau defisiensi zinc. Pada anak-anak tersebut, perilaku pica adalah upaya tubuh untuk mengatasi defisit zat gizi yang signifikan," tutur dr. Reza.
Lantas, bisa enggak sih, gangguan pica paa anak diatasi? Jawabannya, mungkin saja kok, Moms!
Penting untuk memeriksakan kondisi si kecil kepada dokter anak untuk mencari tahu penyebab dan faktor yang mendasari perilakunya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Anak dengan defisit zat gizi perlu tata laksana gizi yang tepat. Pada pica yang berkaitan dengan masalah perilaku diperlukan konsultasi dengan tenaga ahli. Di sisi lain, pica juga dapat disertai dengan komplikasi, seperti infeksi bakteri atau parasit, sumbatan saluran cerna, atau pun luka saluran cerna," tutup dr. Reza.