Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Moms, pernahkah Anda meminta anak untuk menyikat gigi tapi susahnya bukan main? Sepertinya ada saja alasan si kecil untuk menunda atau menghindarinya. Kalau pun berhasil diajak sikat gigi, si kecil mungkin melakukannya sambil rewel atau menangis. Sampai rasanya, Anda butuh banyak energi dan mengelola emosi 'cuma' untuk urusan menyikat gigi ini.
ADVERTISEMENT
Membiarkan anak tidak sikat gigi? Tidak mungkin juga. Orangtua umumnya sudah paham sekali betapa pentingnya sikat gigi setidaknya dua kali sehari untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi si kecil.
Lantas harus bagaimana? Sebaiknya, pahami dulu penyebab anak tak mau sikat gigi, Moms. Menurut drg. Tri Julianti, SpKGA, dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak dari RSPI Pondok Indah Jakarta, orang tua kadang perlu intropeksi diri, apakah selama ini telah menjadikan aktivitas menggosok gigi itu jadi ajang yang menakutkan atau membosankan.
Contohnya Anda pernah sampai menggeret dan menggosok anak dengan paksaan. Pemilihan sikat ataupun pasta gigi yang tidak sesuai dengan selera anak, juga bisa jadi penyebabnya.
drg. Tri menjelaskan, jika aktivitas menggosok gigi bukanlah hal yang biasa dilakukan anak, maka hal ini akan terasa jadi beban. Sebaliknya, kalau sudah dilakukan secara rutin, yaitu bila seluruh anggota keluarga membiasakan diri secara teratur menyikat giginya pada pagi dan malam hari, maka nanti akan terasa ada yang kurang kalau belum dilakukan lalu dengan suka rela melakukannya.
ADVERTISEMENT
"Oleh karenanya, aktivitas menggosok gigi anak sebaiknya buatlah jadi kegiatan yang menyenangkan. Pada anak batita kadang tidak perlu harus menggosok gigi di kamar mandi atau depan wastafel. Aktivitas sikat gigi dapat dilakukan sambil nonton TV atau sambil bernyanyi" ujar drg. Tri.
Tak apa bila itu membuat Anda jadi sedikit kerepotan karena misalnya jadi harus menyediakan wadah untuk membuang kumurnya, saat menggosok gigi di depan TV. Jangan khawatir pesan drg. Tri Julianti, seiring berjalannya usia, anak akan tahu tempat yang benar untuk menggosok gigi yaitu di kamar mandi atau wastafel.
Hal penting yang juga perlu diingat adalah peranan orang tua dalam mengawasi kegiatan sikat gigi anak -anaknya. Pertama, biarkanlah anak menyikat giginya sendiri dahulu, kemudian setelahnya para orangtua atau pengasuh menyikat lagi giginya untuk memastikan tidak ada sisa plak yang tertinggal di dalam mulut.
ADVERTISEMENT
"Supervisi orang dewasa sebaiknya terus dilakukan sampai anak berusia sekitar 7 tahun. Hal ini disebabkan karena kemampuan motorik anak untuk dapat menyikat giginya optimal baik dan benar akan tercapai di usia 7- 8 tahun," tambahnya.
Anda juga bisa menjelaskan pada anak, pentingnya menggosok gigi. Jelaskan dengan lembut dan kalimat yang mudah agar mudah dimengerti oleh anak. Sesuaikan dengan usia dan tingkat pemahamannya.
Selain itu, Anda juga bisa menjelaskan atau memberi anak gambaran tentang kuman yang bisa merusak giginya jika tidak rajin sikat gigi. Bila perlu, beli buku cerita atau cari video anak yang menarik untuk mendukung penjelasan Anda.
Setelah anak sudah bisa menggosok giginya secara mandiri dan tanpa paksaaan, Anda juga boleh memberinya rewards agar ia semakin termotivasi.
ADVERTISEMENT
Faktor penting lainnya adalah kebiasaan orang tua dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. "Anak kadang meniru tingkah laku yang dilihatnya sehari-hari di rumah. Jika anak tidak melihat orangtua menyikat giginyan rutin, maka tidak heran bila anak mencontoh," tutupnya.