Penyebab Bayi Baru Lahir Harus Masuk Inkubator

8 Oktober 2020 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bayi Baru Lahir Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Baru Lahir Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ketika momen persalinan itu tiba, sebagian besar ibu hamil tak sabar untuk bertemu dengan bayi baru lahir yang sudah lama dinanti-nanti. Ya, rasanya ingin langsung mendekap si kecil di dada dan menghabiskan waktu bersama --entah itu dalam hal menyusui atau berbagai hal lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa kondisi yang mengharuskan bayi baru lahir masuk inkubator, Moms. Seperti diketahui, inkubator adalah alat khusus yang berbentuk seperti tabung kaca berisi kasur kecil untuk bayi. Alat ini berfungsi agar si kecil terhindar dari infeksi bakteri, suara bising, dan menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.
Ilustrasi bayi baru lahir di inkubator. Foto: Shutterstock

Penyebab Bayi Baru Lahir Harus Masuk Inkubator

Biasanya, inkubator diperuntukan bagi bayi yang baru lahir, bayi prematur, dan bayi yang sedang sakit. Mengapa demikian? Menurut dr. Robert Soetandio, SpA, M. Si.Med, Dokter Spesialis Anak, bayi baru lahir sebaiknya ditaruh di dalam inkubator karena ia rentan mengalami hipotermia --suhu badan turun di bawah normal, yaitu kurang dari 37,5 derajat celsius.
Apabila suhu tubuhnya tidak normal, hal ini dapat membuat badan bayi basah saat lahir sehingga harus dikeringkan. Selain itu, suhu di sekeliling bayi saat lahir cenderung dingin --terlebih bayi yang dilahirkan lewat operasi caesar.
ADVERTISEMENT
"Bayi juga terkadang memiliki kemampuan adaptasi pada suhu dingin yang belum sempurna," kata dr. Robert kepada kumparanMOM.
Ilustrasi bayi lahir prematur di dalam inkubator. Foto: Thinkstock
Lebih lanjut, dokter yang praktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan ini menjelaskan bahwa lapisan lemak pada bayi baru lahir tidak cukup untuk melindungi diri dari suhu ruangan yang dingin. Untuk itu, bayi prematur atau bayi yang sedang sakit perlu berada dalam perawatan yang higienis seperti inkubator agar ia terhindar dari infeksi dan zat-zat pemicu alergi.
"Dalam kotak itulah bayi dapat tumbuh lebih cepat karena energi bayi akan sepenuhnya digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan, selain mempertahankan suhu tubuh normalnya," imbuhnya.
Ilustrasi bayi di dalam inkubator. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Kondisi-kondisi Lainnya pada Bayi yang Memerlukan Perawatan di Inkubator

Selain beberapa penyebab di atas, berikut ini ada beberapa kondisi lain pada bayi yang memerlukan perawatan di inkubator.
ADVERTISEMENT
1. Bayi dengan berat badan lahir rendah, meski kehamilan sudah cukup bulan.
2. Suhu bayi yang terus menurun sekalipun sudah dipakaikan baju bayi maupun dibungkus dengan kain.
3. Bayi lahir dengan sakit bawaan yang membutuhkan perawatan intensif.
4. Bayi lahir dengan infeksi atau risiko memiliki banyak bakteri di dalam darah.
5. Diagnosis dokter bahwa bayi berisiko mengalami penurunan suhu tidak normal.
6. Bayi dikhawatirkan mengalami kekurangan nutrisi apabila tidak dimasukkan ke dalam inkubator bayi.
7. Ada luka yang luas di tubuh bayi, terutama di perut.
bayi baru lahir Foto: Shutterstock

Kapan Bayi Bisa Keluar dari Inkubator?

Nah, apabila bayi dianggap sudah cukup kuat untuk keluar dari inkubator, seperti dapat mempertahankan suhu tubuh badannya yang normal, maka ia akan dirawat di ruang perawatan bayi biasa dan akan dilakukan observasi oleh dokter. Bila si kecil sudah tampak membaik, maka dokter biasanya akan memberikan 'lampu hijau' alias bayi boleh dibawa pulang.
ADVERTISEMENT
"Apabila bayi sedang sakit sewaktu masuk inkubator, sebaiknya ketika keluar, bayi sudah sembuh dari sakitnya sehingga tidak memerlukan pengawasan ketat lagi," tuturnya.
Jadi, tak perlu cemas apabila bayi baru lahir Anda harus masuk inkubator, ya, Moms. Karena ingat, hal ini dilakukan untuk kesehatan bayi Anda sendiri.