Penyebab Hip Dysplasia pada Bayi Seperti yang Dialami Anak Acha Sinaga

8 September 2023 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acha Sinaga. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acha Sinaga. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak kedua selebriti Acha Sinaga, Kenan, didiagnosis mengalami hip dysplasia saat berusia 3 bulan. Kabar ini dibagikan langsung Acha melalui unggahan di laman Instagram pribadinya baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Hip dysplasia merupakan kondisi bola sendi panggul tidak berada pada posisi seharusnya. Wanita 34 tahun itu mengungkapkan penyebab hip dysplasia pada putranya adalah karena ia berada pada posisi sungsang saat di dalam rahim sebelum dilahirkan.
Namun, kondisi ini masih pada tahap awal sehingga Kenan bisa diberikan perawatan dengan penggunaan pavlik harness untuk mengembalikan sendinya ke posisi yang tepat. Oleh karenanya, Acha juga meminta doa agar putranya itu segera pulih.
“Doain Kenan ya,” tulis Acha dalam keterangannya.
Lantas, apa sih sebenarnya penyebab hip dysplasia pada bayi?
Penyebab Hip Dysplasia pada Bayi. Foto: Shutter Stock

Penyebab Hip Dysplasia pada Bayi

Perlu dipahami, penyebab pasti hip dysplasia pada bayi belum diketahui hingga saat ini. Namun menurut Dokter Spesialis Ortopedi Anak, dr. Patar Oppusunggu, SpOT-Pediatrik, memang ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya pada si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
“Misalnya riwayat dalam keluarga, jenis kelamin (wanita 2-4 kali lebih banyak dari laki-laki), anak pertama, posisi bayi di dalam kandungan (sungsang), dan lainnya,” jelas dr. Patar saat dihubungi kumparanMOM pada Rabu (6/9).
Kasus hip dysplasia pada satu sisi yang disertai dengan lepasnya sendi panggul umumnya mudah terdeteksi di usia awal bayi, saat adanya perbedaan panjang kedua kaki saat diluruskan. Sementara, hip dysplasia pada kedua sisi sering kali tidak diketahui karena minimnya perbedaan. Nah, kondisi yang tidak terdeteksi ini kemudian meningkatkan risiko jangka panjang.
“Apabila tidak terdeteksi di awal, umumnya hip dysplasia akan terlihat saat anak-anak mulai belajar jalan. Akan tampak pincang atau berjalan seperti ‘bebek’ atau waddling gait,” lanjut dr. Patar.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, hip dysplasia juga akan menyebabkan nyeri pada panggul yang akan mengganggu aktivitas anak di masa depan. Secara umum, hip dysplasia yang tidak ditangani dengan baik akan memengaruhi kualitas hidup anak Anda.
Pengobatan Hip Dysplasia pada Bayi. Foto: Shutter Stock

Pengobatan Hip Dysplasia pada Bayi

dr. Patar menyebutkan, pengobatan hip dysplasia biasanya tergantung pada usia anak saat terdeteksi dan bagaimana kondisi panggulnya saat itu. Dalam kasus ringan dan awal misalnya di bawah usia 6 bulan dan sendi panggul belum keluar dari tempatnya, maka bisa dilakukan pemasangan soft splint misalnya pavlik harness seperti yang digunakan anak Acha.
Namun, perawatan yang lebih intens juga dibutuhkan jika kondisi hip dysplasianya sudah pada tahap yang parah.
“Apabila sendi sudah keluar bisa dicoba dilakukan reduksi (mengembalikan sendi ke tempatnya) secara tertutup (tanpa dibedah), bila tidak berhasil maka perlu pembedahan terbuka untuk mengembalikan ke posisi sendi ke tempatnya,” kata dr. Patar.
ADVERTISEMENT
Bahkan, jika kondisi ini baru terdeteksi saat anak sudah besar, mungkin juga dibutuhkan rekonstruksi pada tulang panggul dan tulang paha untuk mengembalikan sendi ke posisi semula.