Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Anak

28 Juli 2018 11:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Infeksi Saluran Kemih Anak  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Infeksi Saluran Kemih Anak (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Infeksi Saluran Kemih (ISK) tak hanya menyerang orang dewasa tapi juga anak. ISK merupakan infeksi yang terjadi pada ginjal dan saluran kemih manusia. Tak bisa dianggap sepele, dalam level yang sangat parah, ISK bisa menyebabkan gagal ginjal pada anak. Jika sudah gagal ginjal, maka anak memerlukan tindakan cuci darah atau transplantasi ginjal.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, ISK juga dapat menyebabkan gejala kompilasi seperti demam yang disertai dengan nyeri di area kemih, hipertensi dan juga infeksi di seluruh tubuh dan menyebabkan kematian.
ISK disebabkan oleh kuman Escherichia coli yang berasal dari saluran cerna anak. Selain Escherichia coli, ISK dapat disebabkan karena kuman lain, seperti Klebsiela, Proteus, Enterokokus, atau Enterobakter.
Gejala anak terkena ISK pun tergantung dari usia, tempat infeksi dan berat reaksi peradangannya, Moms.
Pada bayi baru lahir (neonatus), gejala klinis tidak spesifik sehingga sering tidak terdeteksi. Gejalanya bisa berupa apatis, kesulitan minum, tampak kuning, gagal tumbuh, muntah, diare, suhu tubuh turun atau meningkat.
Ilustrasi Infeksi Saluran Kemih Anak  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Infeksi Saluran Kemih Anak (Foto: Thinkstock)
Lalu pada bayi yang berumur di atas satu bulan, gejalanya bisa berupa demam, penurunan berat badan, tidak nafsu makan, sering menangis, kulit menguning dan sering mengalami diare.
ADVERTISEMENT
Pada anak yang lebih besar, gejalanya bisa berupa anyang-anyangan, sering merasa sakit atau nyeri ketika buar air kecil, sering mengompol, air kemih berwarna keruh, nyeri di pinggang dan muntah-muntah. Dalam kasus yang parah, anak mungkin mengalami kejang-kejang yang disertai dengan menggigil.
Untuk menentukan adanya ISK, diperlukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan air kemih (urinalisis), dan pemeriksaan darah. Urinalisis dilakukan untuk melihat tanda infeksi seperti adanya leukosit (sel darah putih), reaksi nitrit, dan leukosit esterase. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan fisik dan juga radiologi.