Penyebab Munculnya Emotional Meltdown dalam Pernikahan dan Cara Mengatasinya

26 Februari 2023 20:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyebab Munculnya Emotional Meltdown dalam Pernikahan dan Cara Mengatasinya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab Munculnya Emotional Meltdown dalam Pernikahan dan Cara Mengatasinya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dalam hubungan pernikahan, mungkin perjalanannya tidak selalu lancar. Ada kalanya, perdebatan dan pertengkaran dalam hubungan rumah tangga adalah momen yang cukup sering terjadi.
ADVERTISEMENT
Ketika sedang mengalami momen tersebut, seperti apa reaksi Anda? Apakah akan lebih banyak diam, mencoba untuk berpikir tenang, atau justru menyikapi perbedaan pendapat dengan emosi?
Moms, berhati-hatilah dalam mengeluarkan reaksi saat bertengkar dengan suami, karena bisa memicu kondisi emotional meltdown (kehancuran emosional). Gejalanya bisa terlihat saat Anda jadi menangis tidak terkendali, jadi menutup diri dari pasangan, hingga tidak mampu terhubung dengan kehidupannya sehari-hari.
"Kehancuran emosional adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat kita kewalahan secara emosional, dan akhirnya mencapai titik puncaknya," ungkap Direktur Asosiasi Yale Center for Emotional Intelligence, Robin Stern, Ph.D.
Apa saja yang bisa memicu kehancuran emosi dalam pernikahan?
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
1. Kehidupan yang Berubah
Dikutip dari laman Marriage, banyak perubahan yang terjadi selama pernikahan. Pada awalnya, Anda mungkin berpikir bahwa pernikahan akan berjalan bahagia dan menyenangkan, apalagi dengan kehadiran bayi sebagai anggota keluarga baru. Namun dalam perjalanannya, mungkin Anda akan kelelahan dan kewalahan untuk menjalaninya. Perubahan inilah yang bisa menyebabkan Anda emosi dan memicu stres.
ADVERTISEMENT
2. Harapan Tidak Realistis
Anda dan suami telah membicarakan banyak keinginan selama menjalani pernikahan. Namun terkadang, yang terjadi mungkin tidak sesuai ekspektasi sehingga akhirnya menimbulkan kekecewaan pada diri sendiri maupun pasangan. Dan bila harapan-harapan tersebut masih tidak berjalan sesuai rencana, dikhawatirkan bisa menjadi pemicu stres lalu terjadi kehancuran emosional.
3. Kelelahan
Menurut National Sleep Foundation, kurang tidur --terutama di malam hari-- juga bisa menyebabkan seseorang lebih mudah tersinggung, pemarah, dan rentan terhadap stres.
4. Masalah yang Belum Selesai
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Kmpzzz/shutterstock
Ya Moms, bila masalah rumah tangga tidak kunjung diselesaikan, maka bisa semakin rumit juga permasalahannya. Sayangnya, ada beberapa pasangan yang justru jadi menghindari konflik dan menganggap masalah telah selesai. Ingat, Moms, membiarkan konflik berlarut-larut justru akan memicu lebih banyak pertengkaran dan stres.
ADVERTISEMENT
5. Terlalu Banyak Peran yang Dijalani
Di sisi lain, terlalu banyak menjalani peran dan tanggung jawab dibandingkan pasangan justru akan semakin membuat Anda kewalahan. Jadi, akan lebih baik dari awal sudah menyepakati pembagian pekerjaan dan saling bekerja sama untuk menyelesaikannya.

Cara Menghindari Emotional Meltdown dalam Hubungan Pernikahan

Perlu diketahui, gangguan emosional dalam pernikahan bisa saja dihindari. Tetapi, bila suami atau istri sedang mengalaminya, penting untuk mengatasinya dengan tepat.
Misalnya, cobalah untuk bicara dengan kata-kata yang nyaman dan tidak saling menyalahkan. Pada saat emosi, Anda bisa mencoba lebih banyak mendengarkan keluhan atau curhatnya. Biarkan dia bercerita sampai selesai, barulah Anda memberikan masukan untuk membantu perasaannya lebih tenang. Jadi, beri ruang untuk berbicara dan buat suami merasa didengar ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Gangguan emosional juga bisa berdampak pada aktivitas sehari-hari. Jadi, bila memang suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, Anda mungkin bisa mencari suasana lain dengan berjalan-jalan ke luar rumah. Nikmatilah waktu bersenang-senang untuk menghilangkan penat, serta bantu suami untuk mengalihkan pikiran yang mengganggu.
Dan yang terakhir, kunci dari memulihkan diri dari gangguan emosional adalah bersabar. Karena kesabaran sangat penting, maka penting untuk selalu memberikan dukungan dan kasih sayang, serta menerima situasi apa pun bersama untuk menyelesaikan permasalahan.