Penyebab Pecah Ketuban Dini, Ibu Hamil Perlu Tahu!

18 Agustus 2019 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi janin di dalam kandungan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi janin di dalam kandungan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat hamil, air ketuban berperan penting sebagai pelindung bayi selama berada di dalam rahim. Air ketuban yang sehat turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan. Air ketuban ini akan pecah dengan sendirinya menjelang Anda melahirkan.
ADVERTISEMENT
Pecahnya air ketuban ini menjadi tanda bahwa tubuh Anda sudah siap untuk melahirkan. Meski begitu, beberapa ibu justru mengalami pecah ketuban jauh sebelum waktunya. Di dalam dunis medis kondisi ini dikenal disebut preterm premature rupture of membranes (PPROM).
Apa maksudnya?
Mengutip What to Expect, Preterm Premature Rupture of the Membranes atau PPROM adalah kondisi pecahnya selaput pelindung janin di dalam rahim, sebelum minggu ke 37 kehamilan. Risiko utama pecah ketuban prematur atau pecah ketuban dini adalah kelahiran prematur, sedangkan risiko-risiko lainnya, antara lain infeksi cairan ketuban atau mengerutnya tali pusar. Pecah ketuban yang terjadi sebelum minggu k3-37 dimulai dengan Premature Rupture of the Membranes atau PROM.
Ilustrasi janin Foto: Shutterstock
Pecah ketuban prematur terjadi pada sekitar 3 persen kehamilan. Pada kebanyakan kasus, ketuban pecah dini tidak diketahui penyebabnya. Namun, faktor-faktor di bawah ini dapat meningkatkan terjadinya PPROM.
ADVERTISEMENT
- Wanita yang merokok selama hamil
- Menderita penyakit menular seksual tertentu
- Mengalami perdarahan vagina kronis
- Mengalami pemisahan plasenta
- Sudah pernah mengalami pecah ketuban prematur
- Menderita bacterial vaginosis
- Mengandung bayi kembar
- Hamil kembar dengan satu kantung ketuban
- Riwayat kelahiran prematur
- Volume cairan ketuban terlalu banyak
- Bayi dalam posisi sungsang
Ilustrasi janin usia 6 bulan. Tubuhnya mulai punya lemak, ukurannya sebesar buah mangga. Foto: Shutterstock
Gejala pecah ketuban dini adalah keluarnya cairan ketuban dari vagina. Cara untuk mengetahui bahwa yang keluar adalah cairan ketuban, bukan air seni adalah dengan mencermati baunya, Moms. Jika baunya pesing kemungkinan itu adalahair seni. Jika baunya "agak manis", itu mungkin cairan ketuban, kecuali jika terinfeksi bau cairan ketuban biasanya menjadi tidak sedap. Namun, jika masih ragu dengan cairan yang keluar, hubungi segera dokter atau bidan Anda.
ADVERTISEMENT
Jika selaput ketuban Anda pecah setelah minggu ke-34, persalinan Anda akan diinduksi atau dirangsang. Jika bayi masih terlalu dini untuk lahir dengan selamat, Anda hampir pasti harus menjalani rawat inap di rumah sakit, diberi antibiotik untuk mencegah infeksi, dan diberi steroid untuk mematangkan paru-paru bayi Anda secepat mungkin untuk proses kelahiran prematur yang aman. Jika kontraksi sudah dimulai, tetapi bayi Anda dianggap belum cukup matang untuk lahir, Anda mungkin akan diberi obat untuk menghentikan kontraksi.
Dapatkah hal ini dicegah?
Infeksi vagina, khususnya bacterial vaginosis, dapat mengarah pada kondisi PPROM. Maka, mewaspadai dan mengobati infeksi tersebut mungkin dapat mengatasi terjadinya PPROM, Moms.
Bila hal ini sudah telanjur terjadi, maka harus ditangani oleh tim medis dengan cepat. Jika berhasil ditangani, ibu dan bayi seharusnya akan baik-baik saja, meskipun jika kelahiran tersebut masih dianggap prematur, bayi akan dirawat cukup lama di NICU.
ADVERTISEMENT