Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu penyakit yang kerap menyerang bayi prematur adalah sleep apnea. Ya, sleep apnea adalah kondisi di mana bayi berhenti bernapas pada saat tidur, baik karena terhambatnya saluran pernapasan ataupun karena proses pernapasan yang tidak tepat.
Dilansir Mom Junction, sleep apnea yang paling umum terjadi pada anak-anak di usia dua dan enam tahun, dan lebih jarang terjadi pada bayi usia di bawah enam bulan. Namun, secara keseluruhan sleep apnea hanya mempengaruhi sekitar 3% anak-anak di bawah usia 13 tahun sehingga menjadikannya penyakit anak yang tidak umum.
Selain itu, terdapat beberapa faktor juga yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan sleep apnea pada bayi sebagai berikut:
Penyebab Sleep Apnea pada Bayi
1. Adenoid dan tonsil terinfeksi
ADVERTISEMENT
Adenoid dan tonsil adalah jaringan limfatik dari sistem pernapasan bagian atas yang berperan penting dalam melawan patogen. Karena itulah adenoid dan tonsil jadi rentan terhadap infeksi.
Jika terinfeksi, adenoid dan tonsil akan membengkak yang menyebabkan penyempitan saluran napas bagian atas dan terjadilah sleep apnea. Pembengkakan kelenjar gondok dan amandel adalah penyebab paling umum dari sleep apnea.
2. Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)
Penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau acid reflux berkaitan dengan asam lambung. GERD terjadi pada bayi karena sfingter esofagus bagian bawah yang tidak berkembang dengan baik.
Sfingter tidak menutup setelah makanan ditelan, dan makanan serta asam dari lambung mengalir ke atas melalui kerongkongan untuk mencapai tenggorokan dan menghalangi jalan napas.
ADVERTISEMENT
3. Hidung dan paru-paru tersumbat
Hidung dan paru-paru yang tersumbat berulang kali dapat menyebabkan lendir mengalir ke saluran napas bagian bawah. Ya, ini memang bukan penyebab sleep apnea, tetapi berkontribusi pada gejalanya.
Lendir juga dapat bergerak ke atas dari bronkiolus dan menumpuk di sekitar laring, sehingga secara signifikan mempersempit jalan napas dan menyebabkan terjadinya kondisi sleep apnea obstruktif.
4. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi yang mempengaruhi sistem saraf dapat mengganggu mekanisme pernapasan yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi sleep apnea central. Misalnya, kondisi cacat pada batang otak, yaitu bagian otak yang terhubung ke sumsum tulang belakang. Karena, setiap cacat bawaan di bagian ini menyebabkan pernapasan tidak teratur dan kemungkinan terjadi sleep apnea.
5. Obat-obatan
ADVERTISEMENT
Anda mungkin sudah tahu setiap penggunaan obat-obatan mempunyai efek samping masing-masing. Penggunaan obat-obatan seperti penghilang rasa sakit pada bayi juga dapat menyebabkan terjadinya sleep apnea sebagai efek sampingnya.
Reporter: Hutri Dirga Harmonis